Senin, 09 Januari 2012

Nemathelminthes

Nemathelminthes (dalam bahasa yunani, nema = benang, helminthes = cacing) disebut sebagai cacing gilig karan tubuhnya berbentuk bulat panjang atau seperti benang.Berbeda dengan Platyhelminthes yang belum memiliki rongga tubuh, Nemathelminthes sudah memiliki rongga tubuh meskipun bukan rongga tubuh sejati.Oleh karena memiliki rongga tubuh semu, Nemathelminthes disebut sebagai hewan Pseudoselomata. Ciri tubuh Ciri tubuh Nemathelminthes meliputi ukuran, bentuk, struktur, dan fungsi tubuh. Ukuran dan bentuk tubuh Ukuran tubuh Nemathelminthes umunya mikroskopis, meskipun ada yang panjang nya sampai 1 meter.Individu betina berukuran lebih besar daripada individu jantan.Tubuh berbentuk bulat panjang atau seperti benang dengan ujung-ujung yang meruncing. Struktur dan fungsi tubuh Permukaan tubuh Nemathelminthes dilapisi kutikula untuk melindungi diri.Kutikula ini lebih kuat pada cacing parasit yang hidup di inang daripada yang hidup bebas.Kutikula berfungsi untuk melindungi dari dari enzim pencernaan inang. Nemathelminthes memiliki sistem percenaan yang lengkap terdiri dari mulut, faring, usus, dan anus.Mulut terdapat pada ujung anterior, sedangkan anus terdapat pada ujung posterior. Beberapa Nemathelminthes memiliki kait pada mulutnya. Nemathelminthes tidak memiliki pembuluh darah. Makanan diedarkan keseluruh tubuh melalui cairan pada pseudoselom. Nemathelminthes tidak memiliki sistem respirasi, pernapasan dilakukan secara difusi melalui permukaan tubuh.Organ reproduksi jantan dan betina terpisah dalam individu berbeda. Cara hidup dan habitat Nemathelminthes hidup bebas atau parasit pada manusia, hewan, dan tumbuhan.Nemathelminthes yang hidup bebas berperan sebagai pengurai sampah organik, sedangkan yang parasit memperoleh makanan berupa sari makanan dan darah dari tubuh inangnya. Habitat cacing ini berada di tanah becek dan di dasar perairan tawar atau laut.Nemathelminthes parasit hidup dalam inangnya. Reproduksi Nemathelminthes umumnya melakukan reproduksi secara seksual.Sistem reproduksi bersifat gonokoris, yaitu organ kelamin jantan dan betina terpisah pada individu yang berbeda.Fertilisasi terjadi secara internal.Telur hasil fertilisasi dapat membentuk kista dan kista dapat bertahan hidup pada lingkungan yang tidak menguntungkan. Klasifikasi Nemathelminthes dibagi menjadi dua kelas, yaitu Nematoda dan Nematophora.Pada uraian berikut akan dibahas beberapa spesies dari nematoda yang merupakan parasit bagi manusia. Ascaris lumbricoides (cacing perut) ascaris2 ascaris2 Cacing ini hidup di dalam usus halus manusia sehingga sering kali disebut cacing perut.Ascaris lumbricoides merupakan hewan dioseus, yaitu hewan dengan jenis kelamin berbeda, bukan hemafrodit.Ascaris lumbricoides hanya berkembang biak secara seksual.Ascaris lumbricoides jantan memiliki sepasang alat berbentuk kait yang menyembul dari anus disebut spikula.Spikula berfungsi untuk membuka pori kelamin cacing bretina dan memindahkan sperma saat kawin. Infeksi cacing ini menyebabkan penyakit askariasis atau cacingan, umumnya pada anak-anak.Infeksi ini terjadi pada saat mengkonsumsi makanan tau minuman yang tercemar telur ascaris. Ancylostoma duodenale (cacing tambang) Cacing ini dinamakan cacing tambang karena ditemukan di pertambangan daerah tropis.Cacing tambang dapat hidup sebagai parasit dengan menyerap darah dan cairan tubuh pada usus halus manusia.Cacing ini memiliki ukuran tubuh yang lebih kecil dari cacing perut.Cacing tambang Ancylostoma memiliki ujung anterior melengkung membentuk kapsul mulut dengan 1 -4 pasang kait kitin atau gigi pada sisi ventralnya.Kait kitin berfungsi untuk menempel pada usus inangnnya.Pada ujung posterior cacing tambang jantan terdapat bursa kopulasi.Alat ini digunakan untuk menangkap dan memegang cacing betina saat kawin.Cacing betina memiliki vulva (organ kelamin luar) yang terdapat didekat bagian tengah tubuhnya. Oxyuris vermicularis (cacing kremi) enterobius-vermicularis enterobius-vermicularis Cacing ini disebut cacing kremi karena ukurannya yang sangat kecil. sekitar 10 -15 mm. Cacing kremi hidup di dalam usus besar manusia.Cacing kremi tidak menyebabkan penyakit yang berbahaya namun cukup mengganggu.Infeksi cacing kremi tidak memerlukan perantara.Telur cacing dapat tertelan bila kita memakan makanan yang terkontaminasi telur cacing ini. Pengulangan daur infeksi cacing kremi secara autoinfeksi, yaitu dilakukan ole penderita sendiri.Cacing ini bertelur pada anus penderita dan menyebabkan rasa gatal.Jika penderita sering menggaruk pada bagian anus dan tidak menjaga kebersihan tangan, maka infeksi cacing kremi akan terjadi kembali. Wuchereria bancrofti (cacing rambut) Cacing rambut dinamakan pula cacing filaria.Tempat hidupnya di dalam pembuluh limfa.Cacing ini menyebabkan penyakit kaki gajah ( elefantiasis ), yaitu pembengkakan tubuh.Pembengkakan terjadi karena akumulasi cairan dalam pembuluh limfa yang tersumbat oleh cacing filaria dalam jumlah banyak.Cacing filaria masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk Culex yang banyak terdapat di daerah tropis. Trichinella spiralis Cacing ini hidup pada otot manusia dan menyebabkan penyakit trikhinosis atau kerusakan otot.Manusia yang terinfeksi cacing ini karena memakan daging yang tidak dimasak dengan baik. Like this:

Read More..

Platyhelminthes

Platyhelminthes (dalam bahasa yunani, platy = pipih, helminthes = cacing) atau cacing pipih adalah kelompok hewan yang struktur tubuhnya sedah lebih maju dibandingkan porifera dan Coelenterata.Tubuh Platyhelminthes memiliki tiga lapisan sel (triploblastik), yaitu ekstoderm, mesoderm, dan endoderm. Ciri tubuh Ciri tubuh Platyhelminthes meliputi ukuran, bentuk, struktur, dan fungsi tubuh. Ukuran dan bentuk tubuh Platyhelminthes memiliki ukuran tubuh beragam, dari yang berukuran hampir microskopis hingga yang panjangnya 20 cm.Tubuh Platyhelminthes simetris bilateral dengan bentuk pipih.Diantara hewan simetris bilateral, Platyhelminthes memiliki tubuh yang paling sederhana. Struktur dan fungsi tubuh Platyhelminthes tidak memiliki rongga tubuh (selom) sehingga disebut hewan aselomata.Sistem pencernaan terdiri dari mulut, faring, dan usus (tanpa anus).Usus bercabang-cabang ke seluruh tubuhnya.Platyhelminthes tidak memiliki sistem peredaran darah (sirkulasi).Platyhelminthes juga tidak memiliki sistem respirasi dan eksresi.Pernapasan dilakukan secara difusi oleh seluruh sel tubuhnya.Proses ini terjadi karena tubuhnya yang pipih.Sistem eksresi pada kelompok Platyhelminthes tertentu berfungsi untuk menjaga kadar air dalam tubuh.Kelompok Platyhelminthes tertentu memiliki sistem saraf tangga tali.Sistem saraf tangga taki terdiri dari sepasang simpul saraf (ganglia) dengan sepasang tali saraf yang memanjang dan bercabang-cabang melintang seperti tangga.Organ reproduksi jantan (testis) dan organ betina (Ovarium) Platyhelminthes terdapat dalam satu individu sehingga disebut hewan hemafrodit.Alat reproduksi terdapat pada bagian ventral tubuh. Cara hidup dan habitat Platyhelminthes ada yang hidup bebas maupun parasit.Platyhelminthes yang hidup bebas memakan hewan-hewan dan tumbuhan kecil atau zat organik lainnya seperti sisa organisme.Platyhelminthes parasit hidup pada jaringan atau cairan tubuh inangnya.Habitat Platyhelminthes yang hidup bebas adalah di air tawar, laut, dan tempat-tempat yang lembap.Platyhelminthes yang parasit hidup di dalam tubuh inangnya (endoparasit) pada siput air, sapi, babi, atau manusia. Reproduksi Reproduksi Platyhelminthes dilakukan secara seksual dan aseksual.Pada reproduksi seksual akan menghasilkan gamet.Fertilisasi ovum oleh sperma terjadi di dalam tubuh (internal).Fertilisasi dapat dilakukan sendiri ataupun dengan pasangan lain.Reproduksi aseksual tidak dilakukan oleh semua Platyhelminthes.Kelompok Platyhelminthes tertentu dapat melakukan reproduksi aseksual dengan cara membelah diri (fragmentasi), kemudian regenerasi potongan tubuh tersebut menjadi individu baru. Klasifikasi Jenis Platyhelminthes dikelompokan menjadi tiga kelas, yaitu Turbellaria (cacing rambut getar), Trematoda (cacing isap), dan Cestoda (caing pita). Turbellaria (cacing rambut getar) platyhelm_turbellaria_dugesia platyhelm_turbellaria_dugesia Turbellaria memiliki ukuran tubuh bersilia dengan ukuran 15 – 18 mm.Silia digunakan untuk bergerak.Pergerakan juga dapat menggunakan otot dengan gerakan seperti gelombang.Pada kalas ini akan dibahas mengenai ciri salah satu contoh Turbellaria, yaitu Dugesia. Bagian anterior tubuh Dugesia berbentuk segitiga dan memiliki sistem indera berupa sepasang bintik mata serta celah yang disebut aurikel.Bintik mata untuk membedakan keadaan gelap dan terang, sedangkan aurikel berfungsi sebagai indera pembau saat Dugesia mencari makanannya. Permukaan tubuh bagian ventral Dugesia memiliki silia yang berfungsi untuk pergerakan.Pada bagian tengah tubuhnya terdapat mulut.Melalui mulut, faring dapat dijulurkan keluar untuk menangkap mangsa yang selanjutnya dicerna di dalam usus. Sistem eksresi Dugesia terdiri dari saluran bercabang-cabang yang disebut protonefridia, memanjang dari pori-pori pada permukaan tubuh bagian dorsal sampai ke sel-sel api dalam tubuhnya.Sel-sel api yang berbentuk seperti bola lampu dan memiliki silia di dalamnya.Pergerakan silia berfungsi untuk menggerakkan air dalam sel menyerupai nyala api sehingga sel tersebut dinamakan sel api.Dugesia merupakan hewan hemafrodit, namun reproduksi seksual tidak dapat dilakukan hanya oleh satu individu.Fertilisasi dilakukan secara silang oleh dua individu Dugesia.Zigot yang terbentuk berkembang tanpa melalui proses periode larva.Sedangkan reproduksi aseksual adalah dengan membelah dirinya dan setiap belahan tubuh akan menjadi individu baru yang dikarenakan oleh daya regenerasinya yang sangat tinggi. Trematoda (cacing isap) platyhelm_trematoda_clonorchis platyhelm_trematoda_clonorchis Trematoda disebut sebagai cacing isap karena cacing ini memiliki alat pengisap.Alat pengisap terdapat pada mulut di bagian anterior tubuhnya.kegunaan alat isap adalah untuk menempel pada tubuh inangnya.Pasa saat menempel cacing ini mengisap makanan berupa jaringan atau cairan tubuh inangnya.Dengan demikian, Trematoda merupakan hewan parasit. Trematoda dewasa pada umumnya hidup di dalam hati, usus, paru-paru, ginjal, dan pembuluh darah vertebrata.Trematoda berlindung di dalam tubuh inangnya dengan melapisi permukaan tubuhnya dengan kutikula dan permukaan tubuhnya tidak memiliki silia.Salah satu contoh Trematoda adalah cacing hati (Fasciola hepatica).Cacing hati memiliki daur hidup yang kompleks karena melibatkan sedikitnya dua jenis inang, yaitu inang utama dan inang sebagai perantara.Daur hidup cacing hati terdiri dari fase seksual dan aseksual.Fase seksual terjadi saat cacing hati dewasa berada di dalam tubuh inang utama.Fase aseksual dengan membelah diri terjadi saat larva berada di dalam tubuh inang perantara. Beberapa jenis cacing hati yang dapat menginfeksi manusia antara lain sebagai berikut : - Opisthorchis sinensis ( Cacing hati cina ) cacing dewasa hidup pada organ hati manusia.Inang perantaranya adalah siput air dan ikan. - Schistosoma japonicum Cacing ini hidup di dalam pembuluh darah pad saluran pencernaan manusia.Manusia merupakan inang utamanya, namun hewan juga dapat terinfeksi seperti tikus, anjing, babi, dan sapi.Inang perantaranya adalah siput amphibi Oncomelania hupensis.Cacing ini menyebabkan penyakit skistosomiasis dengan ciri demam, anemia, disentri, berat badan turun, dan pembengkakan hati. - Paragonimus westermani Cacing ini hidup dalam paru-paru manusia.Inang perantaranya adalah udang air tawar. Cestoda (cacing pita) taenia_pisiformis taenia_pisiformis Cestoda juga disebut sebagai cacing pita karena bentuknya pipih panjang seperti pita.Tubuh Cestoda dilapisi kutikula dan terdiri dari bagian anterior yang disebut skoleks, leher (strobilus), dan rangkaian proglotid.Pada skoleks terdapat alat pengisap.Skoleks pada jenis Cestoda tertentu selain memiliki alat pengisap, juga memiliki kait (rostelum) yang berfungsi untuk melekat pada organ tubuh inangnya.Dibelakang skoleks pada bagian leher terbentuk proglotid. Setiap proglotid mengandung organ kelamin jantan (testis) dan organ kelamin betina (ovarium).Tiap proglotid dapat terjadi fertilisasi sendiri.Proglotid yang dibuahi terdapat di bagian posterior tubuh cacing.Proglotid dapat melepaskan diri (strobilasi) dan keluar dari tubuh inang utama bersama dengan tinja. Cestoda bersifat parasit karena menyerap sari makan dari usus halus inangnya.Sari makanan diserap langsung oleh seluruh permukaan tubuhnya karena cacing ini tidak memiliki mulut dan pencernaan (usus).Manusia dapat terinfeksi Cestoda saat memakan daging hewan yang dimasak tidak sempurna.Inang pernatara Cestoda adalah sapi pada Taenia saginata dan babi pada taenia solium.

Read More..

Coelenterata

Coelenterata berasal dari bahasa Yunani, yaitu coelenteron yang artinya rongga. Jadi, Coelenterata adalah hewan invertebrata yang memiliki rongga tubuh Rongga tersebut digunakan sebagai alat pencernaan (gastrovaskuler) Namun filum Coelenterata lebih dikenal dengan nama Cnidaria. Kata Cnidaria berasal dari bahasa Yunani, cnido yang berarti penyengat karena sesuai dengan cirinya yang memiliki sel penyengat. Sel penyengat tersebut terletak pada tentakel yang terdapat di sekitar mulutnya. Tubuh Coelenterata yang berbentuk polip, terdiri dari bagian kaki, tubuh, dan mulut. Mulut dikelilingi oleh tentakel.Coelenterata yang berbetuk medusa tidak memiliki bagian kaki.Mulut berfungsi untuk menelan makanan dan mengeluarkan sisa makanan karena Coelenterata tidak memiliki anus. Tentakel berfungsi untuk menangkap mangsa dan memasukan makanan ke dalam mulut.P ada permukaan tentakel terdapat sel-sel yang disebut knidosit (knidosista) atau knidoblas.Setiap knidosit mengandung kapsul penyengat yang disebut nematokis (nematosista). Gambar Cnidaria polip Photobucket Gambar Cnidaria medusa Coelenterata sumber gambar : http://biologigonz.blogspot.com/2009/11/coelenterata-theory.html Mempunyai rongga besar di tengah-tengah tubuhnya yang berfungsi seperti Usus pada hewan-hewan tingkat tinggi. Rongga itu disebut rongga Gastrovaskuler. Simetri tubuhnya Radial dan terdapat Tentakel disekitar mulutnya yang berfungsi untuk menangkap dan memasukkan makanan ke dalam tubuhnya. Tentakel vang dilengkapi sel Knidoblas yang mengandung racun sengat disebut Nematokis (ciri khas dari hewan berongga). Dan juga Coelenterata termasuk hewan diploblastik karena tubuhnya memiliki dua lapisan sel, yaitu ektoderm (epidermis) dan endoderm (lapisan dalam atau gastrodermis).Ektoderm berfungsi sebagai pelindung sedang endoderm berfungsi untuk pencernaan.Sel-sel gastrodermis berbatasan dengan coelenteron atau gastrosol. Gastrosol adalah pencernaan yang berbentuk kantong.Makanan yang masuk ke dalam gastrosol akan dicerna dengan bantuan enzim yang dikeluarkan oleh sel-sel gastrodermis.Pencernaan di dalam gastrosol disebut sebagai pencernaan ekstraseluler.Hasil pencernaan dalam gasrosol akan ditelan oleh sel-sel gastrodermis untuk kemudian dicerna lebih lanjut dalam vakuola makanan. Pencernaan di dalam sel gastrodermis disebut pencernaan intraseluler.Sari makanan kemudian diedarkan ke bagian tubuh lainnya secara difusi.Begitu pula untuk pengambilan oksigen dan pembuangan karbondioksida secara difusi.Coelenterata memiliki sistem saraf sederhana yang tersebar benrbentuk jala yang berfungsi mengendalikan gerakan dalam merespon rangsangan. Sistem saraf terdapat pada mesoglea.Mesoglea adalah lapisan bukan sel yang terdapat diantara lapisan epidermis dan gastrodermis.Gastrodermis tersusun dari bahan gelatin. Sebagian besar Coelenterata hidup di laut kecuali hydra sp. dan beberapa jenis lainnya. Hewan tersebut mempunyai dua fase bentuk tubuh yaitu fase Polip dan fase Medusa. Polip adalah fase saat hewan melekat pada suatu substrat (tidak dapat berpindah) sedangkan medusa adalah fase saat hewan dapat bergerak bebas. Ukuran dan bentuk tubuh Ukuran tubuh Coelenterata beraneka ragam.Ada yang penjangnya beberapa milimeter, misal Hydra dan ada yang mencapai diameter 2 m, misalnya Cyanea.Tubuh Coelenterata simetris radial dengan bentuk berupa medusa atau polip.Medusa berbentuk seperti lonceng atau payung yang dikelilingi oleh “lengan-lengan” (tentakel).Polip berbentuk seperti tabung atau seperti medusa yang memanjang. Cara Hidup Coelenterata hidup bebas secara heterotrof dengan memangsa plankton dan hewan kecil di air.Mangsa menempel pada knodosit dan ditangkap oleh tentakel untuk dimasukkan kedalam mulut.Habitat Coelenterata seluruhnya hidup di air, baik di laut maupun di air tawar.Sebagaian besar hidup dilaut secara soliter atau berkoloni. Ada yang melekat pada bebatuan atau benda lain di dasar perairan dan tidak dapat berpindah untuk bentuk polip, sedangkan bentuk medusa dapat bergerak bebas melayang di air. Reproduksi Reproduksi Coelenterata terjadi secara aseksual dan seksual.Reproduksi aseksual dilakukan dengan pembentukan tunas.Pembentukan tunas selalu terjadi pada Coelenterata yang berbentuk polip.Tunas tumbuh di dekat kaki polip dan akan tetap melekat pada tubuh induknya sehingga membentuk koloni. Reproduksi seksual dilakukan dengan pembentukan gamet (ovum dengan sperma).Gamet dihasilakan oleh seluruh Coelenterata bentuk medusa dan beberapa Coelenterata bentuk polip.Contoh Coelenterata berbentuk polip yang membentuk gamet adalah hydra. Klasifikasi Coelenterata dibedakan dalam tiga kelas berdasarkan bentuk yang dominan dalam siklus hidupnya, yaitu Hydrozoa, Scypozoa, dan Anthozoa. Penjelasannya sebagai berikut : Hydrozoa Daur Hidup Hydrozoa Obelia Hydrozoa berasal dari bahasa yunani, yang mempunyai arti hydro = air,dan zoa = hewan. Sebagian besar Hydrozoa memiliki pergiliran bentuk polip dan medusa dalam siklus hidupnya.Hydrozoa dapat hidup soliter.Contoh Hydrozoa adalah Hydra, Obelia, dan Physalia. Untuk Obelia merupakan Hydrozoa yang hidupnya berkoloni di laut.Obelia memiliki bentuk polip dan medusa dalam siklus hidupnya. Contoh jenis dari kelas tersebut adalah Hydra, yang hidup di dalam air tawar. Ujung tempat letaknya mulut disebut ujung Oral sedangkan yang melekat pada dasar disebut ujung Aboral. Cara reproduksi hewan disebut adalah dengan cara vegetatif maupun generatif. Contoh lain adalah Obelia. Scypozoa Scyphozoa (dalam bahasa yunani, scypho = mangkuk, zoa = hewan) memiliki bentuk dominan berupa medusa dalam siklus hidupnya.Medusa Scyphozoa dikenal dengan ubur-ubur.Medusa umumnya berukuran 2 – 40 cm. Reproduksi dilakukan secara aseksual dan seksual.Polip yang berukuran kecil menghasilkan medusa secara aseksual.Contoh Scyphozoa adalah Cyanea dan Chrysaora fruttescens. Sebagian besar hidup dalam bentuk medusa. Bentuk polip hanya pada tingkat larva. Contoh jenis dari kelas tersebut adalah Aurelia sp. (ubur-ubur kuping) yang sering terdampar di pantai-pantai. Larva disebut Planula, kemudian menjadi polip yang disebut Skifistoma. Dari skifistoma terbentuk medusa yang disebut Efira. Anthozoa Anthozoa (dalam bahasa yunani, anthus = bunga, zoa = hewan) memiliki banyak tentakel yang berwarna-warni seperti bunga. Anthozoa tidak memiliki bentuk medusa,hanya bentuk polip.Polip Anthozoa berukuran lebih besar dari dua kelas Coelenterata lainnya.Hidupnya di laut dangkal secara berkoloni.Anthozoa bereproduksi secara aseksual dengan tunas dan fragmentasi, serta reproduksi seksual menghasilkan gamet. Contoh Anthozoa adalah Tubastrea (koral atau karang), Acropora, Urticina (Anemon laut), dan turbinaria.Koral hidup di air jernih dan dangkal karena koral bersimbiosis dengan ganggang.Ganggang memberikan makanan dan membantu pembentukan rangka pada koral.Sedangkan koral memberikan buangan yang merupakan makanan bagi ganggang serta perlindungan bagi ganggang dari herbivora. Rangka koral tersusun dari zat kapur.Rangka koloni dari polip koral inilah yang membentuk karang pantai (terumbu karang) atau atol (pulau karang). Selain itu contohnya adalah anemon laut (Cribinopsis fernaldi). Mempunyai alat pernafasan sederhana disebut Sifonoglifa. Sumber: http://www.gudangmateri.com/2011/04/filum-coelenterata.html, http://aditya-pandhu.blogspot.com/2010/02/phylum-coelenterata-cnidaria.html

Read More..

Porifera

Porifera dalam bahasa latin , porus artinya pori, sedangkan fer artinya membawa.Porifera adalah hewan multiseluler atau metazoa yang paling sederhana.Karena hewan ini memiliki ciri yaitu tubuhnya berpori seperti busa tau spons sehinggaporifera disebut juga sebagai hewan spons. Ciri Tubuh Ciri tubuh Porifera meliputi ukuran, bentuk, struktur dan fungsi tubuh. Ukuran dan bentuk Ukuran porifera sangat beragam.Beberapa jenis porifera ada yang berukuran sebesar butiran beras, sedangkan jenis yang lainnya bisa memiliki tinggi dan diameter hingga 2 meter. Tubuh porifera pada umumnya asimetris atau tidak beraturan meskipun ada yang simetris radial. Bentuknya ada yang seperti tabung, vas bunga, mangkuk, atau bercabang seperti tumbuhan. Tubuhnya memiliki lubang-lubang kecil atau pori(ostium).Warna tubuh bervariasi, ada yang berwarna pucat, dan ada yang berwarna cerah, seperti merah, jingga, kuning bahkan ungu. Struktur dan fungsi tubuh struktur tubuh-porifera struktur tubuh-porifera Tubuh porifera belum membentuk jaringan dan organ sehingga porifera dikelompokkan dalam protozoa. Permukaan luar tubuhnya tersusun dari sel-sel berbentuk pipih dan berdiding tebal yang disebut pinakosit. Pinakosit berfungsi sebagai pelindung.Diantara pinakosit terdapat pori-pori yang membentuk saluran air yang bermuara di spongosol atau rongga tubuh.Spongosol dilapisi oleh sel “berleher” yang memiliki flagelum, yang disebut koanosit.Flagelum yang bergerak pada koanosit berfungsi untuk membentuk aliran air saru arah sehingga air yang mengandung makanan dan oksigen masuk melalui pori ke spongosol.Di spongosol makanan ditelan secara fagositosis dan oksigen diserap secara difusi oleh koanosit.Sisa pembuangan dikeluarkan melalui lubang yang disebut oskulum. Zat makanan dan oksigen selalin digunakan oleh koanosit, sebagian juga ditransfer secara difusi ke sel-sel yang selalu bergerak seperti amoeba, yaitu amoebosit (sel amoeboid).Fungsinya pun sama yaitu mengedarkan makan dan oksigen keseluruh sel-sel tubuh lainnya. Cara hidup dan Habitat Porifera hidup secara heterotof.Makananya adalah bakteri dan plankton.Makanan yang masuk kedalam tubuhnya berbentuk cairan.Pencernaan dilakukan secara intraseluler di dalam koanosit dan amoebosit.Habitat porifera umumnya di laut, mulai dari tepi pantai hingga laut dengan kedalaman 5 km.Sekitar 150 jenis porifera hidup di ait tawar, misalnya Haliciona dari kelas Demospongia.Porifera yang telah dewasa tidak dapat berpindah tempat (sesil), hidupnya menempel pada batu atau benda lainya di dasar laut.Karena porifera yang bercirikan tidak dapat berpindah tempat, kadang porifera dianggap sebagai tumbuhan. Reproduksi Porifera melakukan reproduksi secara aseksual maupun seksual.Reproduksi secara aseksual terjadi dengan pembentukan tunas dan gemmule.Gemmule disebut juga tunas internal.Gemmule dihasilkan hanya menjelang musim dingin di dalam tubuh porifera yang hidup di air tawar.Porifera dapat membentuk individu baru dengan regenerasi.Reproduksi seksual dilakukan dengan pembentukan gamet (antara sperma dan ovum).Ovum dan sperma dihasilkan oleh koanosit.Sebagian besar Porifera menghasilkan ovum dan juga sperma pada individu yang sama sehingga porifera bersifat Hemafrodit. Klasifikasi porifera Berdasarkan bahan penyusun rangkanya, porifera diklasifikasikan menjadi tiga kelas, yaitu Hexactinellida atau Hyalospongiae, Demospongiae, dan Calcarea (Calcisspongiae). Hexactinellida (Hyalospongiae) Hexactinellida (dalam bahasa yunani, hexa = enam) atau Hyalospongiae (dalam bahasa yunani, hyalo = kaca/transparan, spongia = spons) memiliki spikula yang tersusun dari silika.Ujung spikula berjumlah enam seperti bintang.Tubuhnya kebanyakan berwarna pucat dengan bentuk vas bunga atau mangkuk.Tinggi tubuhnya rata-rata 10-30 cm dengan saluran tipe sikonoid.Hewan ini hidup soliter di laut pada kedalaman 200 – 1.000 m.Contoh Hexactinellida adalah Euplectella. Demospongiae Niphates digitalis Demospongiae ( dalam bahasa yunani, demo = tebal, spongia = spons) memiliki rangka yang tersusun dari serabut spongin. Tubuhnya berwarna cerah karena mengandung pigmen yang terdapat pada amoebosit.Fungsi warna diduga untuk melindungi tubuhnya dari sinar matahari.Bentuk tubuhnya tidak beraturan dan bercabang.Tinggi dan diameternya ada yang mencapai lebih dari 1 meter.Seluruh Demospongiae memiliki saluran air tipe Leukonoid.Habitat Demospongiae umumnya di laut dalam maupun dangkal, meskipun ada yang di air tawar.Demospongiae adalah satu-satunya kelompok porifera yang anggotanya ada yang hidup di air tawar.Demospongiae merupakan kelas terbesar yang mencakup 90% dari seluruh jenis porifera. Contoh Demospongiae adalah spongia, hippospongia dan Niphates digitalis. Calcarea (Calcisspongiae) Calcarea (dalam latin, calcare = kapur) atau Calcispongiae (dalam latin, calci = kapur, spongia = spons) memiliki rangka yang tersusun dari kalsium karbonat.Tubuhnya kebanyakan berwarna pucat dengan bentuk seperti vas bunga, dompet, kendi, atau silinder.Tinggi tubuh kurang dari 10 cm.Struktur tubuh ada yang memiliki saluran air askonoid, sikonoid, atau leukonoid. Calcarea hidup di laut dangkal, contohnya sycon, Clathrina, dan Leucettusa lancifer. Berikut bentuk tipe saluran air dari porifera : askonoid, sikonoid, dan leukonoid Peran Porifera dalam Kehidupan Manusia Beberapa jenis porifera seperti spongia dan hippospongia dapat digunakan sebagai spons mandi dan alat gosok.Namun, spons mandi yang banyak digunakan umumnya adalah spons buatan, bukan berasal dari kerangka porifera.Zat kimia yang dikeluarkannya memiliki potensi obat penyakit kanker dan penyakit lainnya. Like this:

Read More..

Animalia

Hewan atau animal yang kita kenal selama ini dapat dibagi manjadi sepuluh macam filum / phylum yaitu protozoa, porifera, coelenterata, platyhelminthes, nemathelminthes, annelida, mollusca, echinodermata, arthropoda dan chordata. 1. Phylum / Filum Protozoa atau Protosoa Protozoa adalah hewan bersel satu karena hanya memiliki satu sel saja alias bersel tunggal dengan ukuran yang mikroskopis hanya dapat dilihat dengan mikroskop. Protozoa dapat hidup di air atau di dalam tubuh makhluk hidup atau organisme lain sebagai parasit. Hidupnya dapat sendiri atau soliter atau beramai-ramai atau koloni. Contohnya : amuba / amoeba. 2. Phylum / Filum Porifera Porifera adalah binatang atau hewan berpori karena tubuhnya berpori-pori mirip spon dengan bintang karakter terkenal spongebob squarepants hidup di air dengan memakan makanan dari air yang disaring oleh organ tubuhnya. Contohnya : bunga karang, spons, grantia. 3. Phylum / Filum Coelenterata atau Coelentrata Coelenterata adalah hewan berongga bersel banyak yang memiliki tentakel contohnya seperti ubur-ubur dan polip. Simetris tubuh coelenterata adalah simetris bilateral hidup di laut. Contohnya yaitu hydra, koral, polip dan jellyfish atau ubur-ubur. 4. Phylum / Filum Platyhelminthes Platyhelminthes adalah binatang sejenis cacing pipih dengan simetri tubuh simetris bilateral tanpa peredaran darah dengan pusat syarah yang berpasangan. Cacing pipih kebanyakan sebagai biang timbulnya penyakit karena hidup sebagai parasit pada binatang / hewan atau manusia. Contohnya antara lain seperti planaria, cacing pita, cacing hati, polikladida. 5. Phylum / Filum Nemathelminthes Nemathelminthes atau cacing gilik / gilig adalah hewan yang memiliki tubuh simetris bilateral dengan saluran pencernaan yang baik namun tiak ada sistem peredaran darah. Contoh cacing gilik : cacing askaris, cacing akarm cacing tambang, cacing filaria. 6. Phylum / Filum Annelida atau Anelida Annelida adalah cacing gelang dengan tubuh yang terdiri atas segmen-segmen dengan berbagai sistem organ tubuh yang baik dengan sistem peredaran darah tertutup. Annelida sebagian besar memiliki dua kelamin sekaligus dalam satu tubuh atau hermafrodit. Contohnya yakni cacing tanah, cacing pasir, cacing kipas, lintah / leeches. 7. Phylum / Filum Mollusca atau Molusca / Moluska Mollusca adalah hewan bertubuh lunak tanpa segmen dengan tubuh yang lunak dan biasanya memiliki pelindung tubuh yang berbentuk cangkang atau cangkok yang terbuat dari zat kapur untuk perlindungan diri dari serangan predator dan gangguan lainnya. Contoh molluska : kerang, nautilus, gurita, cumi-cumi, sotong, siput darat, siput laut, chiton. 8. Phylum / Filum Echinodermata atau Ecinodermata Echinonermata adalah binatang berkulit duri yang hidup di wilayah laut dengan jumlah lengan lima buah bersimetris tubuh simetris radial. Beberapa organ tubuh echinodermata sudah berkembang dengan baik. Misalnya teripang / tripang / ketimun laut, bulu babi, bintang ular, dolar pasir, bintang laut, lilia laut. 9. Phylum / Filum Arthropoda atau Atropoda Arthropoda adalah hewan dengan kaki beruas-ruas dengan sistem saraf tali dan organ tubuh telah berkembang dengan baik. Tubuh artropoda terbagi atas segmen-segmen yang berbeda dengan sistem peredaran darah terbuka. Contoh : laba-laba, lipan, kalajengking, jangkrik, belalang, caplak, bangsat, kaki seribu, udang, lalat / laler, kecoa. 10. Phylum / Filum Chordata Chordata adalah hewan yang memiliki notokorda atau chorde yaitu tali sumbu tubuh syaraf belakang dengan rangka. Ukuran chordata beragam ada yang besar dan ada yang kecil dengan otak yang terlindung tengkorak untuk berfikir. Contoh chordata adalah manusia, cacing acorn, ikan lancet, ikan paus pembunuh, katak, burung puyuh, kalkun, lemur, beruk, macan, kucing, dan lain sebagainya.

Read More..

Jumat, 30 Desember 2011

Tumbuhan Biji

Ciri-ciri Tumbuhan Biji Tumbuhan biji termasuk ke dalam divisi Spermatophyta. Alat reproduksi generatif berupa biji. Di dalam biji terdapat embrio. Tumbuhan biji sudah memiliki akar, batang dan daun sejati, disebut kormus, sehingga tumbuhan biji disebut Cormophyta. Tumbuhan biji juga sudah memiliki berkas pembuluh pengangkut yang terdiri dari xilem dan floem sehingga disebut tumbuhan Tracheophyta. Selain Cormophyta dan Tracheophyta, tumbuhan biji juga disebut tumbuhan berbunga (Antophyta). Bahkan disebut dengan Phanerogamae, yaitu tumbuhan dengan alat perkembangbiakan yang jelas terlihat dan disebut pula Embriophyta siphonogama, yaitu tumbuhan yang pembentukan embrionya melalui suatu pembuluh. Tumbuhan Biji Terbuka (Pinophyta atau Gymnospermae) Tumbuhan biji terbuka adalah tumbuhan yang bijinya tidak ditutup oleh bakal buah. Berdasarkan fosil yang ditemukan, tumbuhan ini sudah ada sejak 345 juta tahun lalu. Sebagian besar anggotanya sudah menjadi fosil. Ciri-ciri tumbuhan biji terbuka adalah: 1. Pada umumnya perdu atau pohon, tidak ada yang berupa herba Batang dan akar berkambium sehingga dapat tumbuh membesar 2. Bentuk perakaran tunggang 3. Daun sempit, tebal dan kaku 4. Tulang daun tidak beraneka ragam 5. Tidak memiliki bunga sejati 6. Alat perkembangbiakannya berbentuk kerucut yang disebut strobilus atau runjung. 7. Alat kelamin terpisah, serbuk sari terdapat dalam strobilus jantan dan sel telur terdapat dalam strobilus betina. Cycadales Ciri khas bangsa atau ordo ini adalah batang tidak bercabang, daunnya majemuk, tersusun sebagai tajuk di puncak pohon. Merupakan tumbuhan berumah dua, artinya memiliki strobilus jantan saja atau strobilus betina saja. Contoh: Zamia furfuracea, Cycas revoluta dan Cycas rumphii (pakis haji) Ginkgoales Tumbuhan ini merupakan tumbuhan asli dari daratan Cina. Tinggi pohon dapat mencapai 30 meter, daun berbentuk kipas dan mudah gugur. Serbuk sari dan bakal biji dihasilkan oleh individu yang berlainan. Anggota kelompok ini hanya ada satu species yaitu Ginkgo biloba. Coniferales Coniferales berarti tumbuhan pembawa kerucut, karena alat perkembangbiakan jantan dan betina berupa strobilus berbentuk kerucut. Tumbuhan yang termasuk kelompok ini memiliki ciri selalu hijau sepanjang tahun (evergreen). Contoh: Agathis alba (damar), Pinus merkusii (pinus), Cupressus sp., Araucaria sp., Sequoia sp., Juniperus sp. dan Taxus sp. Gnetales Anggota kelompok ini berupa perdu, liana (tumbuhan pemanjat) dan pohon. Daun berbentuk oval/lonjong dan duduk daun berhadapan dengan bentuk urat daun menyirip. Pada xilem terdapat trakea dan floem tidak memiliki sel pengiring. Strobilus tidak berbentuk kerucut, tetapi sudah dapat disebut “bunga”. Contoh yang terkenal dari kelompok ini adalah Gnetum gnemon (melinjo). Peranan Tumbuhan Biji Terbuka Tumbuhan biji terbuka memiliki peranan yang penting dalam kehidupan manusia. Peranan tumbuhan biji terbuka diantaranya adalah: 1. Sebagai tanaman hias, misalnya pakis haji 2. Sumber makanan, misalnya melinjo 3. Penghasil minyak cat (terpentin), misalnya pinus/tusam 4. Bahan baku damar, yaitu damar 5. Bahan baku industri kertas dan korek api, misalnya kayu pinus dan kayu tumbuhan melinjo 6. Bahan untuk obat dan kosmetik, yaitu Ginkgo biloba Tumbuhan Biji Tertutup (Magnoliophyta atau Angiospermae) Tumbuhan biji tertutup adalah tumbuhan yang bijinya terdapat di dalam bakal buah. Ciri-ciri tumbuhan ini adalah: 1. Hidup sebagai pohon, perdu, semak, merambat atau herba/terna 2. Daun pipih dan lebar dengan susunan tulang daun menyirip, menjari, melengkung atau sejajar 3. Memiliki bunga sejati dengan perhiasan bunga berupa kelopak dan mahkota bunga dan alat perkembangbiakannya berupa putik dan benang sari Tumbuhan biji dibagi menjadi dua kelas berdasarkan jumlah keping bijinya, yaitu: 1. Tumbuhan berkeping biji satu (Monocotyledonae) 2. Tumbuhan berkeping biji dua (Dicotyledonae)

Read More..

Tumbuhan Paku

Tumbuhan paku merupakan tumbuhan berkormus dan berpembuluh yang paling sederhana. Terdapat lapisan pelindung sel (jaket steril) di sekeliling organ reproduksi, sistem transpor internal, hidup di tempat yang lembap. Akar serabut berupa rizoma, ujung akar dilindungi kaliptra. Sel-sel akar membentuk epidermis, korteks, dan silinder pusat (terdapat xilem dan fleom). Batang tumbuhan paku tidak tampak karena terdapat di dalam tanah berupa rimpang, sangat pendek, ada juga yang dapat mencapai 5 meter seperti pada paku pohon atau paku tiang. Daun ketika masih muda melingkar dan menggulung. Beradasarkan bentuk dan ukurandan susunannya daun tumbuhan paku dibedakan menjadi mikrofil dan makrofil. Mikrofil bentuk kecil atau bersisik, tidak bertangkai, tidak bertulang daun, belum memperlihatkan diferensiasi sel. Makrofil daun besar, bertangkai, bertulang daun, bercabang-cabang, sel telah terdiferensiasi. Berdasarkan fungsinya daun tumbuhan paku dibedakan menjadi tropofil dan sporofil. Tropofil merupakan daun yang khusus untuk asimilasi atau fotosintesis. Sporofil berfungsi untuk menghasilkan spora. Spora tumbuhan paku dibentuk dalam kotak spora (sporangium). Kumpulan sporangium disebut sorus. Sorus muda sering dilindungi oleh selaput yang disebut indusium. Berdasarkan macam spora yang dihasilkan tumbuhan paku dibedakan menjadi tiga yaitu paku homospora (isospora), paku heterospora dan paku peralihan. Paku homospora menghasilkan satu jenis spora (ex Lycopodium/paku kawat). Paku heterospora menghasilkan dua jenis spora yang berlainan yaitu megaspora (ukuran besar) dan mikrospora (ukuran kecil) (ex Marsilea/semanggi dan Selaginella/paku rane). Paku peralihan merupakan peralihan antara homospora dan heterospora menghasilkan spora pbentuk dan ukurannya sama tetapi berbeda jenis kelamin (ex Equisetum debile/paku ekor kuda). Tumbuhan paku bereproduksi secara aseksual (vegetatif) dengan stolon yang menghasilkan gemma (tunas). Gemma adalah anakan pada tulang daun atau kaki daun yang mengandung spora. Reproduksi seksual (generatif) melalui pembentukan sel kelamin jantan/spermatozoid (gametangium jantan/anteridium) dan sel kelamin betina/ovum (gametangium betina/arkegonium). Seperti pada lumut tumbuhan paku juga mengalami pergiliran keturunan/metagenesis. Metagenesis tersebut dibedakan antara paku homospora dan heterospora. Tumbuhan paku dibedakan menjadi empat kelompok yaitu Psilotophyta, Lycophyta, Sphenophyta, dan Pterophyta. Psilotophyta mempunyai dua genera (ex Psilotum sp). Psilotum sp tersebar luas di daerah tropik dan subtropik, mempunyai ranting dikotom, tidak memiliki akar dan daun, pengganti akar berupa rizoma diselubungi rambut-rambut yang dikenal rizoid. Lycophyta contohnya Lycopodium sp dan Selaginella sp. Lycopodium sp sporanya dalam sporofit daun khusus untuk reproduksi dan dapat bertahan dalam tanah selama 9 tahun, dapat menghasilkan spora tunggal yang berkembang menjadi gametofit biseksual (memiliki baik organ jantan dan betina), jenis homospora. Selaginella sp merupakan tanaman heterospora, menghasilkan dua jenis spora (megaspora/gamet betina dan mikrospora/gamet jantan). Sphenophyta sering disebut paku ekor kuda, bersifat homospora, mempunyai akar; batang; daun sejati, batangnya keras karena dinding sel mengandung silika. Contohnya Equisetum debile (paku ekor kuda). Pterophyta (paku sejati) umumnya tumbuh di darat pada daerah tropis dan subtropis. Daunnya besar, daun muda menggulung. Sporangium terdapat pada sporofil (daun penghasil spora). Contohnya: Adiantum cuncatum (paku suplir untuk hiasan), Marsilea crenata (semanggi untuk sayuran), Asplenium nidus (paku sarang burung), Pletycerium bifurcatum (paku tanduk rusa).

Read More..

Tumbuhan Lumut

Ciri organisme yang termasuk kingdom plantae: 1. Eukariotik multiseluler 2. mempunyai dinding sel yang tersusun atas selulosa 3. memiliki klorofil, sehingga mampu melakukan fotosintesis (autotrof) 4. memiliki dinding sel yang tersusun atas selulosa Anggota kingdom plantae 1. Divisio Bryophyta (Lumut) 2. Divisio pterydophyta (paku) 3. Divisio spermatophyta (tumbuhan berbiji) Kingdom plantae meliputi kurang lebih 500.000 species. Dasar pengelompokkan tersebut adalah: 1. Struktur organ tubuh 2. keberadaan fasis (jaringan pengangkut) 3. type silinder pusat (stele) 4, kedudukan, bentuk, ukuran dan pertulangan daun 5. struktur alat reproduksi dan cara reproduksi Jika di tinjau dari keberadaan jaringan tubuh, maka 1. Divisio bryophyta termasuk dalam kelompok tumbuhan thallophyta, yaitu tumbuhan yang belum memiliki akar, batang dan daun sejati. Dikatakan demikian disebabkan pada akar, batang dan daun lumut belum memiliki jaringan pengangkut (fasis) seperti xilem dan floem. 2. Divisio Peterydophyta dan spermatophyta termasuk dalam kelompok tumbuhan kormophyta, yaitu tumbuhan berkormus. tumbuhan berkormus merupakan tumbuhan yang telah memiliki jaringan pengangkut pada akar, batang dan daunnya. Jika ditinjau dari alat reproduksinya, maka 1. Divisio bryophyta dan Divisio Pterydophyta termasuk dalam kelompok tumbuhan berspora, karena untuk berkembang biak menggunakan spora. 2. Divisio spermatophyta termasuk dalam kelompok tumbuhan berbiji, karena untuk berkembangbiak menggunakan biji. Berdasarkan letak bijinya, tumbuhan spermatophyta dikelompokkan atas dua sub divisi yaitu subdivisio gymnospermae (tumbuhan biji terbuka) dan angiospermae (tumbuhan biji tertutup). Biji pada tanaman gymnospermae tidak dibungkus oleh daging buah, sedangkan pada tanaman angiosperma biji terbungkus oleh daging buah. Tanaman angiospermae, berdasarkan jumlah keping bijinya dibedakan atas, monokotil (berkeping biji 1) dan dikotil (berkeping biji 2). Berikut beberapa anggota kingdom plantae Divisio Bryophyta Lumut merupakan tumbuhan yang memiliki area penyebaran yang sangat luas (kosmopolit), tidak kurang dari 25.000 jenis lumut menyebar di permukaan bumi, teritama pada tempat-tempat yang memiliki kelembaban yang tinggi. Ciri dan struktur tubuh lumut: 1. bersel banyak, bentuk tubuh pipih, dengan ukuran tubuh 1 - 2 cm sampai dengan 20 cm 2. dinding sel terbuat dari selulosa, tidak memiliki jaringan pengangkut 3. memiliki rhizoid yang berfungsi untuk menyerap hara mineral, dan menempel pada substrat, memiliki daun dan batang dengan struktur sederhana. 4. merupakan tumbuhan thallus, dan untuk proses pengangkutan air dan bahan makanan mengunakan sel-sel parenkima. 5. habitat umumnya di tempat lembab, kecuali apaghnum yang hidup di air. Reproduksi: Reproduksi lumut dilakukan dengan cara metagenesis, yaitu pergiliran keturunan antara keturunan vegetatif (sporofit) dengan keturunan generatif (Gametofit). Ciri keturunan Sporofit: 1. nama lainnya disebut juga sporogonium 2. menghasilkan spora 3. terbentuk dari proses fertilisasi sel sperma dan ovum dalam archegonium 4. hidup menumpang pada keturunan gametofit 5. berumur pendek Ciri keturunan gametofit 1. nama lain disebut lumut, pada saat muda disebut protonema 2. menghasilkan gamet 3. terbentuk dari spora haploid 4. tubuh berwarna hijau dan bersifat autotrof 5. melekat pada suatu substrat dengan perantaraan rhizoid 6. berumur panjang

Read More..

Sistem Klasifikasi

Dibedakan menjadi 3 1. Sistem Klasifikasi Alamiah - diciptakan oleh Theophrastus (370SM - 285SM), salah satu murid Aristoteles - didasarkan pada bentuk yang dapat dilihat dengan mata biasa (morfologi) - tumbuhan dibagi menjadi 4 kelompok : pohon, semak, perdu dan herba 2 . Sistem Klasifikasi Buatan - diciptakan oleh Carolus Linnaeus (1707-1778), ilmuwan swedia - dikenal sebagai Bapak Klasifikasi - dasar yang digunakan adalah alat reproduksi seksual, dasar lain yang digunakan adalah morfologi. - merupakan penggolongan mahluk hidup berdasarkan pengaruh- nya terhadap manusia - misalnya : beracun atau berguna, piaraan atau liar, gulma atau sayuran. 3. Sistem Klasifikasi filogenetik - diciptakan oleh Charles Darwin 1859, menerbitkan buku tentang teori evolusi. - Ia menyatakan bahwa persamaan struktur tubuh menunjukkan hubungan kekerabatan yang lebih dekat. - didasarkan urutan perkembangan mahluk hidup (filogeni) serta mengetahui hubungan kekerabatan antara satu dengan yang lainnya TINGKAT TAKSONOMI Disebut juga tingkat pengelompokkan.Tingkatan ini disusun oleh kelompok (takson) yang paling umum sampai kepada kelompok yang paling khusus, dengan urutan tingkatan sebagai berikut: 1. Regnum/Kingdom (Dunia/Kerajaan) 2. Divisio/Phyllum (Tumbuhan/Hewan) 3. Classis (Kelas) 4. Ordo (Bangsa) 5. Familia (Suku) 6. Genus (Marga) 7. Species (Jenis) TATA NAMA Dalam pemberian nama mahluk hidup kita mengenal nama daerah (anjing, dog) dan nama ilmiah (ex: canine). Nama daerah hanya dapat dimengerti oleh penduduk di daerah itu. Nama Ilmiah digunakan sebagai alat komunikasi ilmiah di seluruh dunia menggunakan bahasa latin/yang dilatinkan. Setiap organisme hanya memiliki satu nama yang sah. CARA PEMBERIAN NAMA JENIS Sistem tata nama yang digunakan disebut "binomial nomenclatur" yaitu pemberian nama jenis/spesies dengan menggunakan 2 kata. Misalnya: padi > Oryza sativa. Cara : Kata depan : nama marga (genus) Kata belakang : nama petunjuk spesies (spesies epithet). Sistem binomial nomenklatur dipopulerkan pemakaiannya oleh Carolus Linnaeus. CARA PEMBERIAN NAMA KELAS, BANGSA DAN FAMILI 1. Nama kelas adalah nama genus + nae. contoh: Equisetum + nae, menjadi kelas Equisetinae. 2. Nama ordo adalah nama genus + ales. contoh: zingiber + ales, menjadi ordo Zingiberales. 3. Nama famili adalah nama genus + aceae. contoh: Canna + aceae, menjadi famili Cannacea Whitaker (1969) mengelompokkan mahluk hidup ke dalam lima kerajaan/regnum: 1. Regnum Monera Monera merupakan golongan organisme yang bersifat prokariotik (inti selnya tidak memiliki selaput inti). Regnum ini dibagi menjadi dua golongan yaitu : 1.1. Golongan bakteri (Schizophyta/Schizomycetes) 1.2. Golongan ganggang biru (Cyanophyta) 2. Regnum Protista Protista merupakan organisme yang bersifat eukariotik (inti selnya sudah memiliki selaput inti). Pembentukan regnum ini diusulkan oleh Ernst Haeckel atas pertimbangan adanya organise-organisme yagn memiliki ciri tumbuhan (berklorofil) sekaligus memiliki ciri hewan (dapat bergerak). Yang termasuk dalam regnum ini adalah : 2.1. Protozoa 2.2. Ganggang bersel satu 3. Regnum Fungi (Jamur) Fungi merupakan organisme uniseluler (bersel satu) dan multiseluler (bersel banyak) yang tidak berklorofil, fungi multiseluler dapat membentuk benang-benang yang disebut hifa. Seluruh anggota dari regnum ini bersifat heterotrof. Regnum ini dibagi menjadi beberapa divisi yaitu: 1.1. Oomycotina 1.2. Zygomycotina 1.3. Ascomycotina 1.4. Basidiomycotina 1.5. Deuteromycotina 4. Regnum Plantae (Tumbuhan Hijau) Meliputi organisme bersel banyak (multiseluler) dan sel-selnya mempunyai dinding sel. Hampir seluruh anggota berklorofil sehinga sifatnya autotrof. Yang termasuk dalam Regnum Plantae adalah: 1.1. Ganggang bersel banyak (diluar ganggang biru) 1.2. Lumut (Bryophyta) 1.3. Paku-pakuan (Pteridophyta) 1.4. Tumbuhan Berbiji (Spermatophyta) 5. Regnum Animalia (Kerajaan Hewan) Meliputi organisme bersel banyak, yang sel-selnya tidak berdinding sel dan tidak berklorofil sehingga bersifat heterotrof. Yang termasuk regnum ini adalah filum: 1.1. Porifera 1.2. Coelenterata 1.3. Platyhelminthes 1.4. Nemathelminthes 1.5. Annelida 1.6 Echinodermata 1.7 Arthropoda 1.8 Chordata

Read More..

KEANEKARAGAMAN HAYATI

KONSEP KEANEKARAGAMAN HAYATI Apabila Anda mendengar kata “Keanekaragaman”, dalam pikiran anda mungkin akan terbayang kumpulan benda yang bermacam-macam, baik ukuran, warna, bentuk, tekstur dan sebagainya. Bayangan tersebut memang tidak salah. Kata keanekaragaman memang untuk menggambarkan keadaan bermacam-macam suatu benda, yang dapat terjadi akibat adanya perbedaan dalam hal ukuran, bentuk, tekstur ataupun jumlah. Sedangkan kata “Hayati” menunjukkan sesuatu yang hidup. Jadi keanekaragaman hayati menggambarkan bermacam-macam makhluk hidup (organisme) penghuni biosfer. Keanekaragaman hayati disebut juga “Biodiversitas”. Keanekaragaman atau keberagaman dari makhluk hidup dapat terjadi karena akibat adanya perbedaan warna, ukuran, bentuk, jumlah, tekstur, penampilan dan sifat-sifat lainnya. Sedangkan keanekaragaman dari makhluk hidup dapat terlihat dengan adanya persamaan ciri antara makhluk hidup. Untuk memahami konsep keseragaman dan keberagaman makhluk hidup pergilah Anda ke halaman sekolah. Amati lingkungan sekitarnya! Anda akan menjumpai bermacam-macam tumbuhan dan hewan. Jika Anda perhatikan tumbuhan-tumbuhan itu, maka Anda akan menemukan tumbuhan-tumbuhan yang berbatang tinggi, misalnya: palem, mangga, beringin, kelapa. Dan yang berbatang rendah, misalnya: cabe, tomat, melati, mawar dan lain-lainnya. Ada tumbuhan yang berbatang keras, dan berbatang lunak. Ada yang berdaun lebar, tetapi ada pula yang berdaun kecil, serta bunga yang berwarna-warni. Begitu pula Anda akan menemukan tumbuhan-tumbuhan yang memiliki kesamaan ciri seperti: tulang daun menyirip atau sejajar, sistem perakaran tunggang atau serabut, berbiji tertutup atau terbuka, mahkota bunga berkelipatan 3 atau 5 dan lain-lain. Begitu pula pada hewan-hewan yang Anda temukan, terdapat hewan-hewan yang bertubuh besar seperti kucing, sapi, kerbau, dan yang bertubuh kecil seperti semut serta kupu-kupu. Ada hewan berkaki empat, seperti kucing. Berkaki dua seperti ayam. Berkaki banyak seperti lipan dan luwing. Juga akan tampak burung yang memiliki bulu dan bersayap. Di samping itu, Anda juga akan menemukan hewan yang hidupnya di air seperti: ikan mas, lele, ikan gurame. Dan hewan-hewan yang hidup di darat seperti kucing, burung dan lain-lain. Ada hewan yang tubuhnya ditutupi bulu seperti burung, ayam. Ada yang bersisik seperti ikan gurame, ikan mas, dan ada pula yang berambut seperti kucing, kelinci dan lain-lain. Dari hasil pengamatan atau observasi di halaman sekolah, Anda telah menemukan adanya keseragaman dan keberagaman pada makhluk hidup. Untuk lebih memahami uraian diatas, cobalah Anda kerjakan kegiatan praktikum berikut: 1. KEANEKARAGAMAN HAYATI TINGKAT GEN Keanekaragaman hayati tidak saja terjadi antar jenis, tetapi dalam satu jenis pun terdapat keanekaragaman. Adanya perbedaan warna, bentuk, dan ukuran dalam satu jenis disebut variasi. Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang tingkatan keanekaragaman hayati, simak uraiannya berikut ini: 1. Keanekaragaman Hayati Tingkat Gen Apa yang dimaksud dengan keanekaragaman hayati tingkat gen? Untuk menemukan jawaban ini, cobalah amati tanaman bunga mawar. Tanaman ini memiliki bunga yang berwarna-warni, dapat berwarna merah, putih atau kuning. Atau pada tanaman mangga, keanekaragaman dapat Anda temukan antara lain pada bentuk buahnya, rasa, dan warnanya. Demikian juga pada hewan. Anda dapat membandingkan ayam kampung, ayam hutan, ayam ras, dan ayam lainnya. Anda akan melihat keanekaragaman sifat antara lain pada bentuk dan ukuran tubuh, warna bulu dan bentuk pial (jengger). Gambar 1. Keanekaragaman gen pada ayam Keanekaragaman warna bunga pada tanaman mawar. Bentuk, rasa, warna pada buah mangga, serta keanekaragaman sifat, warna bulu dan bentuk pial pada ayam, ini semua disebabkan oleh pengaruh perangkat pembawa sifat yang disebut dengan gen. Semua makhluk hidup dalam satu spesies/jenis memiliki perangkat dasar penyusun gen yang sama. Gen merupakan bagian kromosom yang mengendalikan ciri atau sifat suatu organisme yang bersifat diturunkan dari induk/orang tua kepada keturunannya. Gen pada setiap individu, walaupun perangkat dasar penyusunnya sama, tetapi susunannya berbeda-beda bergantung pada masing-masing induknya. Susunan perangkat gen inilah yang menentukan ciri atau sifat suatu individu dalam satu spesies. Apa yang menyebabkan terjadinya keanekaragaman gen? Perkawinan antara dua individu makhluk hidup sejenis merupakan salah satu penyebabnya. Keturunan dari hasil perkawinan memiliki susunan perangkat gen yang berasal dari kedua induk/orang tuanya. Kombinasi susunan perangkat gen dari dua induk tersebut akan menyebabkan keanekaragaman individu dalam satu spesies berupa varietas-varietas (varitas) yang terjadi secara alami atau secara buatan. Keanekaragaman yang terjadi secara alami adalah akibat adaptasi atau penyesuaian diri setiap individu dengan lingkungan, seperti pada rambutan. Faktor lingkungan juga turut mempengaruhi sifat yang tampak (fenotip) suatu individu di samping ditentukan oleh faktor genetiknya (genotip). Sedangkan keanekaragaman buatan dapat terjadi antara lain melalui perkawinan silang (hibridisasi), seperti pada berbagai jenis mangga. Pada manusia juga terdapat keanekaragaman gen yang menunjukkan sifat-sifat berbeda, antara lain ukuran tubuh (besar, kecil, sedang); warna kulit (hitam, putih, sawo matang, kuning); warna mata (biru, hitam, coklat), serta bentuk rambut (ikal, lurus, keriting). Cobalah perhatikan diri Anda sendiri! Ciri atau sifat apa yang Anda miliki? Sesuaikan dengan uraian di atas? 2. Keanekaragaman Hayati Tingkat Jenis Dapatkah Anda membedakan antara tumbuhan kelapa aren, nipah dan pinang? Atau membedakan jenis kacang-kacangan, seperti kacang tanah, kacang buncis, kacang kapri, dan kacang hijau? Atau Anda dapat membedakan kelompok hewan antara kucing,harimau, singa dan citah? Jika hal ini dapat Anda bedakan dengan benar, maka paling tidak sedikitnya anda telah mengetahui tentang keanekaragaman jenis. Untuk mengetahui keanekaragaman hayati tingkat jenis pada tumbuhan atau hewan, anda dapat mengamati, antara lain ciri-ciri fisiknya. Misalnya bentuk dan ukuran tubuh,warna, kebiasaan hidup dan lain-lain. Contoh, dalam keluarga kacang-kacangan, antara lain; kacang tanah, kacang kapri, kacang hijau dan kacang buncis. Di antara jenis kacang-kacangan tersebut Anda dapat dengan mudah membedakannya, karena antara mereka ditemukan ciri-ciri yang berbeda antara ciri satu dengan yang lainnya. Misalnya ukuran tubuh atau batang (ada yang tinggi dan pendek); kebiasaan hidup (tumbuh tegak, ada yang merambat), bentuk buah dan biji, warna biji, jumlah biji, serta rasanya yang berbeda. Gambar 2. Keanekaragaman jenis pada kacang-kacangan Contoh lain, keanekaragaman pada keluarga kucing. Di kebun binatang, Anda dapat mengamati hewan harimau, singa, citah dan kucing. Gambar 2. Keanek ragaman jenis pada hewan (a) harimau, (b) singan, (c) kucing dan (d) citah. Walaupun hewan-hewan tersebut termasuk dalam satu familia/suku Felidae, tetapi diantara mereka terdapat perbedaan-perbedaan sifat yang mencolok. Misalnya, perbedaan warna bulu, tipe lorengnya, ukuran tubuh, tingkah laku, serta lingkungan hidupnya. Pohon Demikian pula pada kelompok tumbuhan yang tumbuh di dataran tinggi dan dataran rendah akan memperlihatkan perbedaan-perbedaan sifat pada tinggi batang, daun dan bunga. Contohnya kelapa, aren, pinang, dan lontar, Gambar 2. Keanekaragaman pada suku Palmae Dari contoh-contoh di atas, Anda dapat mengetahui ada perbedaan atau variasi sifat pada kucing, harimau, singa dan citah yang termasuk dalam familia/suku Felidae. Variasi pada suku Felidae ini menunjukkan keanekaragaman pada tingkat jenis. Hal yang sama terdapat juga pada tanaman kelapa, aren, pinang, dan lontar yang termasuk suku Palmae atau Arecaceae. 3. Keanekaragaman Hayati Tingkat Ekosistem Di lingkungan manapun Anda di muka bumi ini, maka Anda akan menemukan makhluk hidup lain selain Anda. Semua makhluk hidup berinteraksi atau berhubungan erat dengan lingkungan tempat hidupnya. Lingkungan hidup meliputi komponen biotik dan komponen abiotik. Komponen biotik meliputi berbagai jenis makhluk hidup mulai yang bersel satu (uni seluler) sampai makhluk hidup bersel banyak (multi seluler) yang dapat dilihat langsung oleh kita. Komponen abiotik meliputi iklim, cahaya, batuan, air, tanah, dan kelembaban. Ini semua disebut faktor fisik. Selain faktor fisik, ada faktor kimia, seperti salinitas (kadar garam), tingkat keasaman, dan kandungan mineral. Baik komponen biotik maupun komponen abiotik sangat beragam atau bervariasi. Oleh karena itu, ekosistem yang merupakan interaksi antara komponen biotik dengan komponen abiotik pun bervariasi pula. Di dalam ekosistem, seluruh makhluk hidup yang terdapat di dalamnya selalu melakukan hubungan timbal balik, baik antar makhluk hidup maupun makhluk hidup dengan lingkungnnya atau komponen abiotiknya. Hubungan timbal balik ini menimbulkan keserasian hidup di dalam suatu ekosistem. Apa yang menyebabkan terjadinya keanekaragaman tingkat ekosistem? Perbedaan letak geografis antara lain merupakan faktor yang menimbulkan berbagai bentuk ekosistem. Gambar 2. Keanekaragaman ekosistem (a) padang rumput (b) padang tundra (c) gurun pasir Perbedaan letak geografis menyebabkan perbedaan iklim. Perbedaan iklim menyebabkan terjadinya perbedaan temperature, curah hujan, intensitas cahaya matahari, dan lamanya penyinaran. Keadaan ini akan berpengaruh terhadap jenis-jenis flora (tumbuhan) dan fauna (hewan) yang menempati suatu daerah. Di daerah dingin terdapat bioma Tundra. Di tempat ini tidak ada pohon, yang tumbuh hanya jenis lumut. Hewan yang dapat hidup, antara lain rusa kutub dan beruang kutub. Di daerah beriklim sedang terdpat bioma Taiga. Jenis tumbuhan yang paling sesuai untuk daerah ini adalah tumbuhan conifer, dan fauna/hewannya antara lain anjing hutan, dan rusa kutub. Pada iklim tropis terdapat hutan hujan tropis. Hutan hujan tropis memiliki flora (tumbuhan) dan fauna (hewan) yang sangat kaya dan beraneka ragam. Keanekaragaman jenis-jenis flora dan fauna yang menempati suatu daerah akan membentuk ekosistem yang berbeda. Maka terbentuklah keanekaragaman tingkat ekosistem. Totalitas variasi gen, jenis dan ekosistem menunjukkan terdapat pelbagai variasi bentuk, penampakan, frekwensi, ukuran dan sifat lainnya pada tingkat yang berbeda-beda merupakan keanekaragaman hayati. Keanekaragaman hayati berkembang dari keanekaragaman tingkat gen, keanekaragaman tingkat jenis dan keanekaragaman tingkat ekosistem. Keanekaragaman hayati perlu dilestarikan karena didalamnya terdapat sejumlah spesies asli sebagai bahan mentah perakitan varietas-varietas unggul. Kelestarian keanekaragaman hayati pada suatu ekosistem akan terganggu bila ada komponen-komponennya yang mengalami gangguan. Gangguan-gangguan terhadap komponen-komponen ekosistem tersebut dapat menimbulkan perubahan pada tatanan ekosistemnya. Besar atau kecilnya gangguan terhadap ekosistem dapat merubah wujud ekosistem secara perlahan-lahan atau secara cepat pula. Contoh-contoh gangguan ekosistem , antara lain penebangan pohon di hutan-hutan secara liar dan perburuan hewan secara liar dapat mengganggu keseimbangan ekosistem. Gangguan tersebut secara perlahan-lahan dapat merubah ekosistem sekaligus mempengaruhi keanekaragaman tingkat ekosistem. Bencana tanah longsor atau letusan gunung berapi, bahkan dapat memusnahkan ekosistem. Tentu juga akan memusnahkan keanekaragaman tingkat ekosistem. Demikian halnya dengan bencana tsunami. KEANEKARAGAMAN HAYATI INDONESIA Tahukah Anda, bahwa Indonesia merupakan salah satu dari tiga Negara yang memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi? Dua negara lainnya adalah Brazil dan Zaire. Tetapi dibandingkan dengan Brazil dan Zaire, Indonesia memiliki keunikan tersendiri. Keunikannya adalah disamping memiliki keanekragaman hayati yang tinggi, Indonesia mempunyai areal tipe Indomalaya yang luas, juga tipe Oriental, Australia, dan peralihannya. Selain itu di Indonesia terdapat banyak hewan dan tumbuhan langka, serta hewan dan tumbuhan endemik (penyebaran terbatas). Untuk lebih memahami materi tersebut, silakan Anda simak uraian mengenai keaneragaman hayati yang terdapat di Indonesia berikut ini! Indonesia terletak di daerah tropik sehingga memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi dibandingkan dengan daerah subtropik (iklim sedang) dan kutub (iklim kutub). Tingginya keanekaragaman hayati di Indonesia ini terlihat dari berbagai macam ekosistem yang ada di Indonesia, seperti: ekosistem pantai, ekosistem hutan bakau, ekosistem padang rumput, ekosistem hutan hujan tropis, ekosistem air tawar, ekosistem air laut, ekosistem savanna, dan lain-lain. Masing-masing ekosistem ini memiliki keaneragaman hayati tersendiri. Tumbuhan (flora) di Indonesia merupakan bagian dari geografi tumbuhan Indo-Malaya. Flora Indo-Malaya meliputi tumbuhan yang hidup di India, Vietnam, Thailand, Malaysia, Indonesia, dan Filipina. Flora yang tumbuh di Malaysia, Indonesia, dan Filipina sering disebut sebagai kelompok flora Malesiana. Hutan di daerah flora Malesiana memiliki kurang lebih 248.000 species tumbuhan tinggi, didominasi oleh pohon dari familia Dipterocarpaceae, yaitu pohon-pohon yang menghasilkan biji bersayap. Dipterocarpaceae merupakan tumbuhan tertinggi dan membentuk kanopi hutan. Tumbuhan yang termasuk famili Dipterocarpaceae misalnya Keruing ( Dipterocarpus sp), Meranti (Shorea sp), Kayu garu (Gonystylus bancanus), dan Kayu kapur (Drybalanops aromatica). Hutan di Indonesia merupakan bioma hutan hujan tropis atau hutan basah, dicirikan dengan kanopi yang rapat dan banyak tumbuhan liana (tumbuhan yang memanjat), seperti rotan. Tumbuhan khas Indonesia seperti durian (Durio zibetinus), Mangga (Mangifera indica), dan Sukun (Artocarpus sp) di Indonesia tersebar di Sumatra, Kalimantan, Jawa dan Sulawesi. Sebagai negara yang memiliki flora Malesiana apakah di Malaysia dan Filipina juga memiliki jenis tumbuhan seperti yang dimiliki oleh Indonesia? Ya, di Malaysia dan Filipina juga terdapat tumbuhan durian, mangga, dan sukun. Di Sumatera, Kalimantan, dan Jawa terdapat tumbuhan endemik Rafflesia. Tumbuhan ini tumbuh di akar atau batang tumbuhan pemanjat sejenis anggur liar, yaitu Tetrastigma. Bagaimana dengan wilayah Indonesia bagian timur? Apakah jenis tumbuhannya sama? Indonesia bagian timur, tipe hutannya agak berbeda. Mulai dari Sulawesi sampai Irian Jaya (Papua) terdapat hutan non?Dipterocarpaceae. Hutan ini memiliki pohon-pohon sedang, diantaranya beringin (Ficus sp), dan matoa (Pometia pinnata). Pohon matoa merupakan tumbuhan endemik di Irian. Selanjutnya, mari kita lihat hewan (fauna) di Indonesia. Hewan-hewan di Indonesia memiliki tipe Oriental (Kawasan Barat Indonesia) dan Australia (Kawasan Timur Indonesia) serta peralihan. Hewan-hewan di bagian Barat Indonesia (Oriental) yang meliputi Sumatera, Jawa, dan Kalimantan, memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 1. Banyak species mamalia yang berukuran besar, misalnya gajah, banteng, harimau, badak. Mamalia berkantung jumlahnya sedikit, bahkan hampir tidak ada. 2. Terdapat berbagai macam kera, misalnya: bekantan, tarsius, orang utan. 3. Terdapat hewan endemik, seperti: badak bercula satu, binturong (Aretictis binturang), monyet (Presbytis thomari), tarsius (Tarsius bancanus), kukang (Nyeticebus coucang). 4. Burung-burung memiliki warna bulu yang kurang menarik, tetapi dapat berkicau. Burung-burung yang endemik, misalnya: jalak bali (Leucopsar nothschili), elang jawa, murai mengkilat (Myophoneus melurunus), elang putih (Mycrohyerax latifrons). Sekarang mari kita lanjutkan dengan hewan-hewan yang terdapat di Kawasan Indonesia Timur. Jenis-jenis hewan di Indonesia bagian timur, yaitu Irian, Maluku, Sulawesi, Nusa Tenggara, relatif sama dengan Australia. Ciri-ciri hewannya adalah: 1. Mamalia berukuran kecil 2. Banyak hewan berkantung 3. Tidak terdapat species kera 4. Jenis-jenis burung memiliki warna yang beragam Irian Jaya (Papua) memiliki hewan mamalia berkantung, misalnya: kanguru (Dendrolagus ursinus), kuskus (Spiloeus maculatus). Papua juga memiliki kolek si burung terbanyak, dan yang paling terkenal adalah burung Cenderawasih (Paradiseae sp). Di Nusa Tenggara, terutama di pulau Komodo, terdapat reptilian terbesar yaitu komodo (Varanus komodoensis). Sedangkan daerah peralihan meliputi daerah di sekitar garis Wallace yang terbentang dari Sulawesi sampai kepulauan Maluku, jenis hewannya antara lain tarsius (Tarsius bancanus), maleo (Macrocephalon maleo), anoa, dan babi rusa (Babyrousa babyrussa). Pilihlah satu jawaban yang Anda anggap paling tepat dengan memberi tanda silang (X) pada huruf di depan jawaban tersebut. 1. Perbedaan yang ditemukan di antara sesama ayam dalam satu kandang disebut …….. A. evolusi B. adaptasi C. variasi D. keberagaman E. adaptasi dan variasi 2. Di antara individu sejenis tidak pernah ditemukan yang sama persis untuk semua sifat. Hal ini terjadi karena adanya perbedaan………… A. lingkungan B. induknya C. jenisnya D. lingkungan dan gen E. gen dan plasma nutfah 3. Keanekaragaman ekosistem ditunjukkan oleh adanya perbedaan komponen berikut ini, kecuali ………….. A. sumber energi primer B. jenis produsennya C. produktifitasnya D. jenis konsumennya E. komponen biotiknya 4. Dua makhluk hidup menempati daerah yang sama dapat disebut spesies apabila ……. A. habitat dan warna rambutnya sama B. warna dan bentuk rambutnya sama C. jenis makanan dan cara makannya sama D. cara reproduksi dan jumlah anaknya sama E. dalam perkawinan menghasilkan turunan fertil 5. Anjing pudel dapat dikawinkan dengan anjing boner. Anjing-anjing tersebut dapat melahirkan anak-anak yang fertil karena anjing-anjing tersebut …… A. satu genus B. satu familia C. satu species D. satu ordo E. satu kingdom 6. Hutan bakau di Kalimantan, hutan hujan tropis di Jawa Barat, dan savanna di Papua, merupakan contoh keanekaragaman hayati tingkat ……. A. genetik B. species C. ekosistem D. populasi E. individu 7. Keanekaragaman warna bulu, misalnya pada burung parkit, merupakan hasil segregasi gen secara bebas. Contoh keanekaragaman bulu pada burung parkit tersebut merupakan adanya keanekaragaman tingkat …… A. gen B. genus C. ekosistem D. species E. individu 8. Makhluk hidup penghuni bumi ini begitu beraneka ragam. Sumber keane-karagaman makhluk hidup tersebut adalah ………….. A. sperma B. ovum C. gen D. kromosom E. zigot 9. Berikut ini yang bukan faktor-faktor penyebab terjadinya keaneragaman hayati adalah ………… A. variasi genetik B. keaneragaman jenis C. keanekaragaman genetik D. keanekaragaman daur energi E. keanekaragaman ekosistem 10. Variasi gen dalam tingkat jenis dapat menyebabkan terbentuknya ……… A. individu B. varietas C. species D. populasi E. ekosistem Sumber : http://www.pintugerbang.net/id/mod/book/view.php?id=55&chapterid=11

Read More..

FUNGI

CIRI-CIRI : * Merupakan organisme eukariotik * Ada yang uniseluler dan ada pula yang multiseluler * Dinding sel tersusun atas senyawa kitin. * Makanan disimpan dalam bentuk glikogen * Tidak mempunyai klorofil, sehingga bersifat heterotrof * Berkembang biak dengan cara vegetatif dan generatif * Habitat : di tempat-tempat lembab, basah, banyak mengandung bahan organik dan tidak terkena cahaya matahari secara langsung * Hidup sebagai saprofit, parasit dan ada yang bersimbiosis STRUKTUR TUBUH : Jamur yang multiseluler terdiri rangkaian sel-sel yang membentuk benang disebut hifa. Hifa tersebut ada yang tidak bersekat (senositik), ada pula yang bersekat (asenositik). Kumpulan dari benang-benang hifa disebut miselium. KLASIFIKASI : Jamur dibagi menjadi 4 divisi, yaitu : 1. Zygomycota 2. Ascomycota 3. Basidiomycota 4. Deuteromycota (Jamur Imperfekti) Ciri Zygomycota Ascomycota Basidiomycota Deuteromycota (Jamur Imperfekti) Tubuh multiseluler Uniseluler /multiseluler Multiseluler (makroskopik) Multiseluler Struktur hifa tidak bersekat, bersekat saat reproduksi Bersekat, berinti banyak Bersekat Bersekat Reproduksi vegetatif Membentuk spora dan tunas Membentuk konidia dan tunas Membentuk konidia Membentuk konidia Reproduksi generatif Membentuk zygospora Membentuk askospora Membentuk basidiospora – 1. ZYGOMYCOTA * Miselium dengan hifa tak bersekat (senositik) pada yang muda, pada organisme yang lebih tua hifa bersekat] * Umumnya hidup di darat sebagai saprofit atau parasit * Reproduksi : aseksual : zygospora berkecambah membentuk sporangium yang menghasilkan spora Seksual : konjugasi, manghasilkan zigot yang akan tumbuh menjadi zygospora * Contoh : - Rhizopus stolonifer, Rhizopus oligosporus , ragi untuk pembuatan tempe - Mucor mucedo , saprofit pada roti atau kotoran kerbau Miselium pada Rhizopus terdapat 3 tipe hifa, yaitu : 1. Sporangiofor merupakan hifa yang tegak sebagai tangkai sporangium 2. Stolon, merupakan hifa yang terdapat dipermukaan substrat 3. Rhizoid, merupakan hifa yang menembus substrat dan berfungsi untuk menyerap makanan. Daur hidup Rhizopus * Dua hifa yang berlainan jenis, yaitu hifa (+) dan hifa (-) saling berdekatan. Masing-masing hifa pada sisi-sisi tertentu mangalami pembangkakan dan pemanjangan. Bagian hifa demikian disebut gametangium. * Kedua gametangium bertemu dan melebur. Inti (+) dan inti (-) melebur membentuk zigot. Selanjutnya zigot berkembang menjadi zigospora (diploid). * Zigospora tumbuh, dindingnya menebal dan berwarna hitam. Inti diploid mengalami meiosis manghasilkan inti haploid (n). * Jika lingkungan sesuai, zigospora akan tumbuh dan membentuk sporangium yang ditopang dengan sporangiofor. Selanjutnya, reproduksi secara aseksual dimulai dengan ditandai pematangan sporangium hingga sporangium tersebut pecah dan spora tersebar keluar. Jika spora jatuh di tempat yang sesuai, spora akan berkecambah membentuk hifa baru. 2. ASCOMYCOTA * Ada yang uniseluler dan ada pula yang multiseluler, ada yang membentuk tubuh buah (askokarp) * Miselium terdiri dari hifa yang bersekat (asenositik) dan berinti banyak. * Hidup sebagai saprofit dan parasit. Beberapa jenis bersimbiosis dengan ganggang biru atau ganggang hijau bersel satu membentuk liken/lichenes/lumut kerak. * Reproduksi : Aseksual : membentuk tunas, membentuk konidia; Seksual : konjugasi, membentuk askospora Contoh : 1. Bersel satu : Saccharomyces : dikenal sebagai ragi/yeast/khamir, Saccharomyces cerevisiae : untuk pengembang roti atau kue Saccharomyces tuae : memfermentasi air nira menjadi tuak Saccharomyces ellipsoides : memfermentasi anggur menjadi minuman anggur 2. Bersel banyak membentuk miselium : a. Aspergillus : Aspergillus wentii , untuk membuat kecap, saeke, tauco Aspergillus oryzae , untuk melunakkan adonan roti Aspergillus niger , untuk menghilangkan O2 dari sari buah dan menjernihkan sari buah Aspergillus flavus , menghasilkan racun aflatoksin yang diduga dapat menyebabkan kanker pada manusia Aspergillus fumigatus , menyebabkan penyakit paru-paru pada burung b. Penicillium : P. Notatum,&P. Chrysogeum menghasilakan antibiotik penisilin P. camemberti &, P. Roqueforti, memberi cita rasa atau mengharumkan keju. c. Neurospora crassa , jamur oncom. Dapat tumbuh subur pada tongkol jagung rebus yang sudah dihilangkan bijinya. 3. Membentuk tubuh buah : Xylaria tabacina , parasit pada petai cina Trichoderma reesei , menghasilkan enzim selulose ` 3. BASIDIOMYCOTA * Bersel banyak, kebanyakan makroskopik, membentuk tubuh buah (basidiokarp) * Umumnya tubuh buah berbentuk payung, terdiri atas tudung dan batang. Bagian bawah tudung terdapat lembaran-lembaran tempat terbentuknya basidium * Miselium dengan hifa bersekat (asenositik), berinti satu atau dua * Hidup sebagai saprofit atau parasit. Dan ada pula yang membentuk mikoriza* Reproduksi : Aseksual : membentuk konidia Seksual : membentuk basidiospora * Contoh : 1. Volvariella volvacea (jamur merang ) , digunakan untuk bahan makanan 2. Auricularia polytricha (jamur kuping) , sebagai bahan sup 3. Pleurotus (jamur kayu/jamur tiram), sebagai bahan sup 4. Ganoderma lucidum ( Ling zhi ), digunakan untuk obat 5. Lentinus edodes (Shiitake), dapat dimakan dan juga sebagai obat kanker 6. Puccinia graminis (jamur karat), parasit pada tanaman graminae 7. Amanita phalloides, menghasilkan racun , saprofit pada kotoran ternak 4. DEUTEROMYCOTA (Jamur Imperfekti) * Merupakan kelompok jamur yang belum diketahui cara reproduksi seksual/generatifnya. Itulah sebabnya Deuteromycota disebut sebagai jamur imperfekti atau jamur tidak sempurna * Tubuh mikroskopis, hifa bersekat (asenositik) * Hidup sebagai saprofit dan ada pula yang parasit * Reproduksi dengan cara aseksual atau vegetatif dengan membentuk konidia * Contoh : - Epidermophyton floocosum , penyebab penyakit kaki atlit - Candida albicans , menyebabkan infeksi pada vagina - Microsporum & Trighophyton , menyebabkan penyakit kurap Neurospora crassa , semula dimasukkan dalam divisi Deuteromycota dengan nama Monilia sithophila karena belum diketahui cara reproduksi seksualnya. Setelah diketahui bahwa reproduksi seksualnya dengan membentuk askospora, maka digolongkan dalam Ascomycota dan diganti namanya menjadi Neurospora crassa. LUMUT KERAK / LICHENES / LIKEN Lumut kerak adalah suatu simbiosis mutualisme antara jamur dengan ganggang bersel satu. Jamur yang bersimbiosis tersebut adalah jamur golongan Ascomycota atau Basidiomycota. Sedangkan ganggang yang bersimbiosis tersebut adalah ganggang hijau (Chlorophyta) bersel satu atau ganggang hijau-biru (Cyanophyta) bersel satu. Keuntungan jamur dan ganggang dalam simbiosis ini adalah : - Jamur mendapatkan makanan dari hasil fotosintesis ganggang - Ganggang mendapatkan air dan mineral tanah dari jamur Lumut kerak merupakan organisme perintis karena dapat hidup di tempat dimana organisme lain tidak dapat hidup. Reproduksi secara aseksual, yaitu dengan fragmentasi dan membentuk soredia/soredium Lumut kerak umumnya berbentuk talus kecil. Berdasarkan bentuk talusnya, lumut kerak dibedakan menjadi 3, yaitu : 1. Talus Crustose (seperti kerak), yaitu talus yang menutupi seluruh permukaan substratnya Contoh : Graphis , melekat pada batang pohon seperti coret-coretan 2. Talus Fructicose (seperti semak), yaitu talus yang dibentuk oleh suatu jaringan berbentuk bulatan kecil seperti jalinan jala yang tidak rapat. Contoh : Usnea longisima, melekat pada pucuk pohon Cladonia, hidup di kutub utara 3. Talus Foliose (seperti daun ), yaitu talus yang berbentuk seperti daun dua lapis (atas dan bawah) serta memiliki bentuk dan warna berbeda. Contoh : Parmelia melekat pada batu-batuan Manfaat lumut kerak : 1. Dapat digunakan sebagai obat TBC, yaitu Usnea yang menghasilkan asam usnin 2. Dapat digunakan sebagai penambah rasa dan aroma 3. Pigmen yang dihasilkannya dapat digunakan untuk membuat kertas lakmus celup (indakator pH) 4. Dapat sebagai indikator pencemaran udara MIKORIZA Mikoriza adalah simbiosis mutualisme antara jamur dengan akar tanaman. Beberapa jamur dari golongan Zygomycota, Ascomycota atau Basidiomycota bersimbiosis dengan akar tumbuh-tumbuhan misalnya akar tanaman Pinus dan tanaman Melinjo. Keuntungan jamur dan tanaman pada simbiosis ini adalah : * Jamur mendapatkan makanan berupa zat organik dari hasil fotosintesis tanaman * Tanaman melalui akarnya mendapatkan air dan mineral dari jamur . Mikoriza dibedakan menjadi 2, yaitu : 1. Ektomikoriza, yaitu jika hifa jamur hanya hidup di daerah permukaan akar tanaman, yakni pada jaringan epidermis. Misalnya pada akar Pinus. Dengan adanya ektomikoriza, tumbuhan Pinus tahan kekeringan dan tahan pada penyakit akar 2. Endomikoriza, yaitu jika hifa jamur menembus akar hingga masuk ke jaringan korteks.Misalnya jamur yang hidup di akar anggrek dan sayuran

Read More..

PROTISTA

A. CIRI-CIRI PROTISTA 1. Umumnya uniseluler, ada beberapa yang multiseluler tetapi masih sederhana dan belum terdeferensiasi menjadi jaringan. 2. Sel bersifat eukarotik, yaitu sudah mempunyai membran inti sel 3. Hidup di air, baik air tawar maupun laut, di tanah, seresah dan tempat-tempat yang lembab. 4. Memiliki cara makan yang berbeda-beda, yang dapat digolongkan dalam 3 kategori, yaitu: a. Protista autotrof, yaitu protista yg memiliki klorofil shg mampu berfotosintesis (mampu mengubah zat anorganik menjadi zat organik dengan bantuan energi matahari). Contoh : Algae ( Euglenophyta, Chrysophyta, Pyrrophyta, Phaeophyta, Chlorophyta) b. Protista heterotrof, yaitu protista yg “menelan” makanan dengan cara fagositosis atau memasukkan makanan melalui mulut sel. Contoh : Protozoa (Mastigophora, Sarcodina, Ciliata, Sporozoa). c. Protista yg mencerna makanan di luar sel (ekstraseluler) dan kemudian menyerap hasilnya yang berupa sari-sari makanan. B. PENGGOLONGAN PROTISTA Protista mempunyai anggota yg sangat banyak, sehingga untuk mempelajarinya para ahli taksonomi membagi protista dalam 3 golongan, yaitu : 1. Protista menyerupai hewan (PROTOZOA) Berdasarkan alat geraknya dibagi menjadi 4 Filum, yaitu : a. Mastigophora / Flagellata ( Protista berbulu cambuk) b. Sarcodina / Rhizopoda (Protista berkaki semu) c. Ciliophora / Ciliata (Protista bersilia) d. Sporozoa (Protista berspora) 2. Protista menyerupai tumbuhan (ALGAE) Berdasarkan pigmen yang dikandungnya dibagi menjadi 6 Filum, yaitu : a. Euglenophyta (ganggang euglena) b. Chrysophyta (ganggang perang/ keemasan) c. Pyrrophyta (ganggang Api) d. Phaeophyta (ganggang coklat) e. Rhodophyta (ganggang merah) f. Chlorophyta (ganggang hijau) 3. Protista menyerupai jamur Dibagi menjadi 2 Filum, yaitu : a. Myxomycota (jamur lendir) b. Oomycota (jamur air) A. PROTOZOA (Protista mirip hewan) CIRI-CIRI : 1. Protozoa berasal dari kata Proto artinya pertama,dan zoon ya artinya hewan. Jadi protozoa artinya hewan yg pertama. 2. Tubuh uniseluler, ukuran tubuh sekitar 100 – 300 mikron. 3. Sel terbungkus oleh membran sel.Protoplasma dibedakan menjadi 2, yaitu ektoplasma (bagian luar) dan endoplasma (bagian dalam). Ektoplasma dapat menghasilkan dinding sel berupa pedicula (selaput sel) atau test (cangkang yg keras). Di dalam endoplasma terdapat organella, contohnya nukleus, vakuola kontraktil (vakuola berdenyut) dan vakuola makanan. Umumnya Protozoa memiliki satu inti (nukleus), kecuali pada Paramaecium mempunyai 2 inti (makronukleus dan mikronukleus). Vakuola kontraktil adalah organel yg berfungsi untuk mengeluarkan sisa –sisa metabolisme (ekskresi) dan untuk osmoregulator (mengatur tekanan). 4. Habitat kosmopolitan, artinya ada yang hidup di air, di tempat lembab atau parasit pada organisme lain. 5. Respirasi dilakukan oleh seluruh permukaan tubuhnya dengan cara difusi. 6. Reproduksi : Vegetatif/aseksual : umumnya dengan membelah diri, tetapi ada pula yang membentuk spora. Generatif/seksual : konjugasi PENGGOLONGAN Protozoa dibagi menjadi 4 filum berdasarkan alat geraknya, yaitu 1. MASTIGOPHORA / FLAGELLATA Flagellum = bulu cambuk. ; mempunyai alat gerak berupa flagella/bulu cambuk. Mastix= bulu cambuk Flagellata mempunyai 1 atau beberapa flagella pada bagian anterior. Fungsi flagella : sebagai alat gerak, alat peraba dan untuk menangkap makanan Habitat: parasit pada organisme lain Sitoplasma dilapisi pelikel/kutikula sehingga bentuknya tetap. Reproduksi dengan cara membelah diri. Contoh : - Trypanosoma gambiense & Trypanosoma rhodesiense Parasit pada darah manusia, Menyebabkan penyakit tidur, dengan perantara lalat Tse-tse yaitu Glossina palpatis - Trypanosoma cruzi , penyebab penyakit chagas - Trypanosoma evansi, menyebabkan penyakit sura pada hewan ternak - Leishmania donovani, penyebab penyakit kalazaar - Trichomonas vaginalis, penyebab keputihan pada wanita - Giardia lamblia, terutama hidup pada usus dua belas jari sehingga menyebabkan diare 2. SARCODINA / RHIZOPHODA Rhizophora berasal dari kata rhizo= akar dan podos = kaki, sedang Sarcodina berasal dari kata sarkodes = daging. Jadi Rhizophoda adalah protozoa yang menggunakan kaki semu (pseudopodia) untuk bergerak dan sebagai alat untuk mengangkap mangsanya. Pseudopodia merupakan penjuluran atau penonjolan ke arah luar dari sitoplasma. Pseudopodia mempunyai beberapa bentuk, yaitu : 1. Lobodia / Lobopodium, berupa ujung yg tumpul 2. Filopodia / Filopodium, ujung halus dan runcing 3. Aksopodia, bentuk teratur dari satu titik pusat 4. Rhizopodia, bentuk kurus dan bercabang Tubuh bersel satu, dengan bentuk yang berubah ubah / amorf. Ada yang telanjang , dan ada yang mempunyai cangkang. Contoh yang mempunyai cangkang adalah Foraminifera , Arcella Hidup bebas di alam, dan ada juga yang parasit Makanan diambil dengan cara fagosit. Reproduksi dengan cara membelah diri (pembelahan langsung tanpa didahului mitosis) Contoh : a. Amoeba (a: tidak, morf: bentuk) : hidup bebas : Amoeba proteus hidup parasit pada manusia: - Entamoeba dysentriae (Entamoeba histolytica) Hidup parasit dalam usus halus manusia, menyebabkan disentri - Entamoeba coli, dalam usus tebal (kolon) manusia, membantu membusukkan sisa-sisa makanan dan membantu menyusun vitamin - Entamoeba ginggivalis hidup di rongga mulut (celah-celah gigi/gusi) manusia, memnyebabkan penyakit gusi (ginggivitis). b. Rhizophoda bercangkang: -Arcella -Foraminifera, sebagai penunjuk adanya kandungan minyak bumi, hidup di laut – Radiolaria (Heliospera), sebagai bahan penggosok, hidup di laut - Heliozoa (contoh : Actinosphaerium ) 3. CILIATA / CILIOPHORA / INFUSORIA Mempunyai alat gerak berupa silia / rambut getar Fungsi silia : sebagai alat gerak, penerima rangsang dan pengambil makanan. Selnya dilapisi pelikel sehingga bentuknya tetap (umumnya berbentuk oval), memiliki satu makronukleus dan satu atau lebih mikronukleus. Fungsi makronukleus adalah berperan dalam metabolisme Fungsi mikronukleus adalah berperan dalam perkembangbiakan Hidup di air tawar, tanah dan ada yg parasit Reproduksi : Aseksual : membelah diri Seksual : konjugasi Contoh : Paramaecium caudatum (hidup bebas) Nyctoterus ovalis (parasit pada usus kecoa) Balantidium coli (hidup di kolon manusia) menyebabkan balantidiosis (diare) Stentor ( bentuk terompet, hidup di air tawar) Didinium (predator Paramaecium, hidup di air tawar) Vorticella(bentuk lonceng dengan tangkai panjang untuk melekat, hidup di air tawar), Stylonichia (silia berbentuk duri, hidup bebas di air tawar). Proses konjugasi pada Paramaecium caudatum : 1. Dua Paramaecium saling menempel pada bagian oral (mulut sel). Membran sel yg menempel melebur sehingga terbentuk saluran konjugasi/jembatan sitoplasmik. 2. Pada bagian masing-masing sel, mikronukleus diploid (2n) membelah secara meiosis menghasilkan 4 mikronukleus haploid (n). Makronukleus tetap. 3. 3 mikronukleus yang dihasilkan dari masing-masing Paramaecium akan hancur, sedangkan satu mikronukleus akan membelah secara mitosis menghasilkan 2 mikronukleus. 4. Satu nukleus akan bergerak ke arah jembatan sitoplasmik, melebur dengan mikronukleus sel Paramaecium di sebelahnya sehingga 2 inti (mikronukleus) bergabung menjadi satu (sinkarion). 2 Paramaecium tersebut akhirnya identik. 5. Sel-sel Paramaecium terpisah. Makronukleus hancur. Mikronukleus membelah secara mitosis 3 kali berturut-turut menghasilkan 8 mikronukleus. 6. 3 mikronukleus menghilang/melebur, 4 mikronukleus bergabung membentuk makronukleus sedangkan 1 mikronukleus tetap menjadi mikronukleus. 7. Selanjutnya, masing-masing Paramaecium membelah 2 kali berturut-turut sehingga setiap Paramaecium menghasilkan 4 Paramaecium baru. 4. SPOROZOA * Semua anggotanya bersifat parasit, tidak mempunyai alat gerak. * Membentuk spora untuk menginfeksi inangnya. * Bentuk bulat panjang * Reproduksi : Aseksual : Skizogoni, yaitu pembelahan diri yang berlangsung dalam tubuh inang tetapnya. Seksual : Sporogoni, yaitu pembentukan spora yang berlangsung di dalam tubuh inang perantaranya (hospes intermediet). Contoh: Plasmodium, parasit pada eritrosit (darah merah) manusia, menyebabkan penyakit malaria dengan perantara nyamuk Anopheles betina. Ada 4 macam Plasmodium, yaitu : 1. Plasmodium vivax menyebabkan malaria tertiana , gejala timbul demam selang 48 jam 2. Plasmodium malariae menyebabkan malaria quartana, gejala timbul demam selang 72 jam. 3. Plasmodium falcifarum menyebabkan malaria tropica, gejala demam timbul tidak menentu. 4. Plasmodium ovale menyebabkan malaria dengan gejala yang sama dengan malaria tertiana. 5. Toxoplasma gondii , penyebab penyakit toxoplasmasis. Hidup dalam darah, limfe, dan jaringan otak Mammalia, misal kucing. Daur hidup Plasmodium : 1. Fase vegetatif / aseksual/ skizogoni : Berlangsung di dalam tubuh manusia. a. Siklus Eksoeritrositer(EE). ( ekso : luar , eritrosit : sel darah merah) Nyamuk Anopheles betina mengisap darah manusia, sporozoit (bibit penyakit) dalam air liur nyamuk masuk ke dalam tubuh manusia. Sporozoit menyerang butir-butir sel darah merah kemudian masuk ke hati menjadi skizont kriptozoik. Skizont kriptozoik berkembang biak secara vegetatif dengan membelah diri membentuk merozoit cryptozoik. b. Siklus Eritrositer (E). Merozoit cryptozoik masuk ke dalam sel darah merah dan berkembang menjadi bentuk tropozoit. Selanjutnya inti tropozoit tersebut mengalami pembelahan secara berganda membentuk merozoit . Kemudian sel darah merah pecah. Sebagian merozoit ada yang berkembang membentuk gametofit, sedang sebagian yang lain ada yang menyerang sel darah merah yang lain. Proses merozoit menyerang sel darah merah disebut sporulasi . 2. Fase generatif / seksual / sporogoni : Berlangsung di dalam tubuh nyamuk Anopheles betinA Saat nyamuk menghisap darah manusia, gametosit ikut terbawa masuk ke dalam tubuh nyamuk. Gametofit tersebut akan berkembang menjadi mikrogamet (gamet jantan) dan makrogamet (gamet betina). Jika terjadi pembuahan (gamet jantan membuahi gamet betina) maka akan terbentuk zigot yang menempel di dinding lambung nyamuk. Zigot akan berkembang menjadi ookinet. Ookinet menembus dinding lambung dan menempel di sebelah luar. Ookinet selanjutnya tumbuh menjadi ookista. Ookista membelah menjadi banyak. Tiap ookista akan membungkus diri dengan sedikit sitoplasma membentuk oosit . Oosit akan berkembang membentuk sporozoit baru yang tersebar ke dalam jaringan tubuh nyamuk Anopheles termasuk ke dalam kelenjar liur. B. ALGAE (GANGGANG) (Protista mirip tumbuhan) CIRI-CIRI ALGAE : * Ada yang uniseluler dan ada pula yang multiseluler. Algae uniseluler ada yang soliter, ada pula yang berkoloni; beberapa algae uniseluler dapat bergerak dengan menggunakan bulu cambuk. Algae multiseluler dapat berupa filamen (benang), lembaran atau menyerupai tumbuhan tingkat tinggi tetapi belum dapat dibedakan bagian akar, batang dan daun (masih berupa thalus). * Mempunyai ukuran yang sangat beragam. Ada yang hanya dapat diamati dengan bantuan mikroskop (mikroskopik), ada pula yang dapat dilihat langsung tanpa bantuan alat (makroskopik). * Habitat di air (air tawar atau air laut) dan juga di tempat-tempat yang lembab dan basah. * Algae sudah mempunyai dinding sel, sehingga bentuknya tetap. * Dalam sel algae mempunyai berbagai plastida, yang paling utama adalah kloroplas. Plastida adalah organel sel yang mengandung zat warna (pigmen). Kloroplas adalah plastida yang mengandung pigmen klorofil yang berperan dalam fotosintesis. Oleh karena itu algae bersifat autotrof, yaitu dapat menyusun makanan sendiri yang berupa zat organik dari zat-zat anorganik. Pada permukaan atau di dalam kloroplas terdapat pirenoid. Fungsi Pirenoid : pada ganggang hijau sebagai tempat pembentukan amilum, pada ganggang yang lain berfungsi sebagai tempat menyimpan cadangan makanan. Pigmen-pigmen lain yang terdapat dalam algae, di antaranya adalah : - fikosianin (warna biru) - xantofil (warna kuning) - fikosantin (warna pirang/coklat) - fikoeritrin (warna merah) - karoten (warna keemasan) Kandungan pigmen-pigmen tersebut dalam algae dijadikan sebagai dasar klasifikasi (penggolongan) algae. * Cara Reproduksi : a. Secara Vegetatif (Aseksual) : Algae uniseluler : - pembelahan biner, contoh pada : Chlorella, Chlamydomonas, Navicula - membentuk zoospora (spora kembara), yaitu spora yang dapat bergerak dengan berenang menggunakan flagella yang terbentuk dari pembelahan protoplasma secara membujur, dimana tiap potongan hasil pembelahan akan terbungkus oleh dinding sel baru yang dilengkapi dengan bulu cambuk (flagel ). Contoh pada : Chroococcum,Oedogonium, Vaucheria Algae multiseluler : - dengan fragmentasi, yaitu pemutusan bagian tubuh menjadi beberapa bagian. Potongan-potongan tubuh tersebut akan tumbuh menjadi individu-individu baru. Contoh pada : Spirogyra, Volvox globator b. Secara Generatif (Seksual) : - Konjugasi : berlangsung pada algae yang berbentuk benang/filamen. - Peleburan gamet jantan (sperma) dengan gamet betina (ovum). Ada 3 macam peleburan gamet, yaitu : 1. Isogami ( iso = sama ) yaitu peleburan antara gamet jantan dengan gamet betina yang mempunyai ukuran dan bentuk yang sama sehingga gamet jantan dan gamet betina sulit untuk dibedakan 2. Anisogami (an = tidak, iso = sama), yaitu peleburan gamet jantan dengan gamet betina yang mempunyai bentuk sama tetapi ukuran berbeda. Gamet jantan mempunyai ukuran yang lebih kecil dari gamet betina. 3. Oogami , yaitu peleburan gamet jantan dengan gamet betina yang mempunyai ukuran dan bentuk yang berbeda. Gamet jantan ukuran lebi kecil dan dapat bergerak, gamet betina besar dan tidak dapat bergerak. KLASIFIKASI : Berdasarkan pigmen yang dikandungnya, algae dibagi menjadi 5 filum, yaitu : 1. Chrysophyta (ganggang pirang/ kuning keemasan) 2. Diatomae (Bacillariophyta) / Ganggang Kersik 3. Chlorophyta (ganggang hijau) 4. Phaeophyta (ganggang coklat) 5. Rhodophyta (ganggang merah) 6. Pyrrophyta (ganggang api) 1. CHRYSOPHYTA ( G. KEEMASAN ) Ciri-ciri : * Habitatnya ada yang di air tawar, di laut dan juga di tanah yang basah * Mengandung pigmen : - klorofil a dan klorofil c yang terdapat dalam kloroplas yang berbentuk cakram atau lembaran - karoten (keemasan) dan xantofil (kuning) * Dinding sel mengandung zat kerzik / silika Chrysophyta dibagi menjadi 3 kelas, yaitu : a. Xanthophyceae (ganggang hijau-kuning) b. Chrysophyceae (ganggang cokelat-keemasan) c. Bacillariophyceae — Dipisahkan tersendiri dalam kelas Bacillariophyta a. Xanthophyceae (ganggang hijau-kuning) - mempunyai pigmen hijau (klorofil) dan kuning (xantofil). - contoh : Vaucheria (bentuk benang) b. Chrysophyceae (ganggang cokelat-keemasan) - mempunyai pigmen hijau (klorofil) dan keemasan (karoten) - contoh : Ochromonas (uniseluler) Synura (koloni) Manfaat : sebagai fitoplankton di ekosistem perairan 2. BACILLARIOPHYTA ( DIATOM / G. KERSIK ) * Habitatnya ada yang di air tawar, di laut dan juga di tanah yang basah * Mengandung pigmen : - Klorofil a dan klorofil c - Karotenoid, fukosantin, diatoksantin dan diadinoksantin * Dinding sel mengandung zat kersik / silika * Contoh : Navicula, Pinnularia, Actinastrum, Desmidium, Bacteriastrum * Manfaaat : - bahan isolasi - bahan penyekat dinamit - bahan penggosok 3. CHLOROPHYTA ( G. HIJAU ) * Habitat : paling banyak di air tawar (90%), di air laut(10%)yaitu yang berukuran besar.Sebagian ada yang dapat bersimbiosis dengan jamur * Ada yang uniseluler, ada yang multiseluler dengan bentuk bermacam-macam * Dinding sel mengandung selulosa * Mempunyai kloroplas dengan bentuk bermacam-macam, contohnya : - Spirogyra kloroplas bentuk spiral - Chlorella kloroplas bentuk bulat - Chlamydomonas bentuk mangkuk * Mempunyai pirenoid (tempat pembentukan amilum/cadangan makanan) * Mengandung pigmen : - Klorofil a dan klorofil b - karoten dan santofil * Bentuk thalus : lembaran, benang, bulat * Reproduksi : - Aseksual : membentuk zoospora - Seksual : konjugasi Proses konjugasi pada Spirogyra : Dua benang Spirogyra yang berdekatan membentuk tonjolan yang saling mendekat. Kemudian kedua tonjolan tadi bergabung membentuk saluran pembuluh. Protoplasma isi sel di dalam sel Spirogyra yang sudah berhubungan tersebut berlaku sebagai gametangium. Gametangium + (yang bergerak) berpindah ke sel Spirogyra yang lain bergabung dengan gametangiun – (yang diam ) . Proses bergabungnya protoplasma isi sel disebut plasmogami dan diteruskan pengabungan inti (kariogami). Hasil persatuan gametangium terbentuk zigot yang diploid, kemudian membentuk zigospora yang berdinding kuat dan tetap dorman untuk beberapa lama. Jika zigospora tumbuh, maka akan terjadi pembelahan meiosis menjadi empat sel yang haploid. Hanya satu sel yang berubah menjadi Spirogyra baru. Contoh : Bentuk Contoh 1. Uniseluler : a. dapat bergerak Chlamydomonas, Euglena b. tidak dapat bergerak Chlorella, Chloroccum 2. Berkoloni : a. dapat bergerak Volvox b. tidak dapat bergerak Hydrodictyon 3. Berbentuk benang Spirogyra, Oedogonium 4. Berbentuk lembaran Ulva, Chara Manfaat : - Fitoplankton di ekosistem air - Sumber Protein Sel Tunggal (PST/ Single Cell Protein), yaitu Chlorella - Sebagai sayuran, yaitu Ulva (selada laut) 4. PHAEOPHYTA ( G. COKLAT ) * Habitat : sebagian besar hidup di laut, terutama di daerah beriklim dingin * Bentuk tubuh menyerupai tumbuhan tingkat tinggi karena memiliki bagian seperti akar, batang dan daun. * Mengandung pigmen : - klorofil a dan klorofil c - fukosantin, karoten dan santofil * Dinding sel mengandung selulosa dan asam alginat * Contoh : Fucus, Turbinaria, Sargassum, Laminaria, Macrocystis * Manfaat : - penghasil asam alginat - penghasil Kalium (K), Nitrogen (N), Fosfor (P), Iodium (I2), Kalsium (Ca) - sebagai fitoplankton di ekosistem air 5. RHODOPHYTA ( G. MERAH ) * Habitat : sebagian besar hidup di laut, beberapa hidup di air tawar dan tanah. * Bentuk tubuh menyerupai tumbuhan tingkat tinggi * Mengandung pigmen : - klorofil a dan klorofil b - fikoeritrin, fikosianin, karotenoid * Dinding sel mengandung manan dan xilan * Contoh : Gracilaria, Eucheuma, Gelidium, Chondrus * Manfaat : - Bahan agar-agar dan sup - penghasil karagin, yaitu material gelatin yang sering digunakan dalam pembuatan alat kosmetik, cat, es krim dan bahan pembuat kue C. PROTISTA MENYERUPAI JAMUR Ciri-ciri : * Uniseluler atau multiseluler * Tidak mempunyai klorofil * Habitat di tempat –tempat lembab Protista menyerupai jamur dibagi 2 filum, yaitu : 1. Myxomycota (Jamur Lendir / Plasmodial ) 2. Oomycota ( Jamur Air ) 1. MYXOMYCOTA ( JAMUR LENDIR / PLASMODIAL ) * Dijumpai di hutan basah, batang kayu yang membusuk, tanah lembab. * Struktur tubuh vegetatif : - berbentuk seperti lendir atau plasmodial, yaitu suatu massa protoplasma tanpa dinding sel yang berinti banyak (multinukleat). - pada fase vegetatif sifat-sifat jamur lendir mirip dengan Amoeba , tetapi reproduksinya mirip fungi. * Reproduksi : – Aseksual / vegetatif : membentuk spora - Seksual / generatif : peleburan gamet (singami, yaitu peleburan gamet jantan dan betina yang mempunyai bentuk dan ukuran yang sama) * Di bagi menjadi 2 tipe, yaitu : 1. Myxomycota (tidak bersekat) 2. Acrasiomycota (bersekat) 2. OOMYCOTA ( JAMUR AIR ) * Hifa tidak bersekat (senositik), berinti banyak * Dinding sel terdiri atas selulosa * Habitat : dijumpai pada tempat-tempat berair, banyak bahan organik dan tidak terkena cahaya matahari langsung. * Reproduksi : aseksual : membentuk zoospora yang memiliki 2 flagella Seksual : peleburan gamet * Contoh : Saprolegnia , saprofit pada hewan yang mati di air Phytophtora atau jamur karat putih : - Phytophtora infestans parasit pada kentang - Phytophtora nicotinae parasit pada tembakau - Phytophtora palmifera parasit pada kelapa Pythium ; menyebabkan penyakit busuk pada perkecambahan (tanaman di persemaian), contohnya pada tembakau, bayam, kemiri dll

Read More..

Archaebacteria dan Eubacteria

ARCHAEBACTERIA (BACTERI PURBA) A. Ciri-ciri: 1. Uniseluler prokariotik, yaitu tidak memiliki membrane inti sel 2. Memiliki dinding sel 3. Mempunyai 1 jenis RNA polimerase 4. Biasanya hidup pada lingkungan ekstrem, seperti daerah dengan kadar garam tinggi 5. Reproduksi dengan cara pembelahan biner, pembentukan tunas, fragmentasi B. Perbedaan Archaebacteria dan Eubacteria: C. Klasifikasi Archaebacteria Archaebacteria dibedakan menjadi 3 kelompok yaitu: 1. Metanogen : – Anaerobik dan khemosintetik – metabolisme membentuk gas metana (CH4) – Hidup di tempat dengan kadar metana tinggi – contohnya: metanogen pada rumen rayap yaitu Lachnospira multipara, Ruminococcus albus 2. Halofil ekstrem : – hidup pada lingkungan berkadar garam tinggi – contohnya : Holobacterium 3. Termofil ekstrem ( thermoasidofil ): – hidup pada tempat bersuhu tinggi dan bersifat asam - contohnya : Sulfolobus, yang hidup di mata air sulfur D. Manfaat Archaebacteria: 1. Enzim dari Archaebacteria ditambahkan ke sabun cuci untuk meningkatkan kemampuan sabun cuci dan detergen pada suhu dan pH tinggi 2. Digunakan dalam industri makanan untuk mengubah pati jagung menjadi dekstrin (sejenis karbohidrat) 3. Untuk mengatasi pencemaran laut karena tumpahan minyak. EUBACTERIA / BAKTERI SEJATI Bakteri berasal dari kata bacterion atau bacterium yang berarti tongkat atau batang. Cabang Biologi yang mempelajari bakteri adalah bakteriologi. E. CIRI-CIRI : 1. Uniseluler prokariotik 2. Memiliki dinding sel yang tersusun atas peptidoglikan (gula dan protein) 3. Ukuran tubuhnya sekitar 1 – 5 mikron 4. Apabila berada di lingkungan yang kurang menguntungkan akan membentuk endospora 5. Ada yang memiliki flagel dan ada juga yang tidak memiliki flagel 6. Hidup kosmopolitan, artinya dapat hidup di segala tempat, misalnya di darat, udara, air, bahkan tubuh manusia 7. Berkembang biak dengan cara membelah diri, konjugasi (perkawinan dua individu yang belum diketahui jenis kelaminnya), transformasi (pemindahan materi genetik) dan transduksi (pemindahan sebagian materi genetik melalui perantara virus). 8. Dapat mensekresikan lendir ke permukaan dinding sel membentuk Kapsul. 9. Ada yang memiliki klorofil, ada pula yang tidak berklorofil Fungsi kapsul adalah untuk perlindungan dari kekeringan. Kapsul tersusun dari glikoprotein (protein dan glikogen) F. STRUKTUR BAKTERI Bagian-bagian bakteri adalah : 1. Flagela, Berfungsi untuk bergerak 2. Dinding sel,Fungsi untuk melindungi sel 3. Membran sel,tersusun dari lemak dan protein, bersifat semipermiabel dan berfungsi mengatur keluar masuknya zat keluar dan ke dalam sel 4. Mesosom, merupakan penonjolan membran sel ke arah dalam atau sitoplasma dan berfungsi untuk menyediakan energi bagi bakteri 5. Lembar fotosintetik, khusus dijumpai pada bakteri yang berfotosintesis. Berfungsi untuk fotosintesis 6. Sitoplasma, sebagai tempat berlangsungnya reaksi-reaksi metabolisme, tersusun dari koloid yang mengandung berbagai malekul organik seperti karbohidrat, lemak, protein, mineral, ribosom, DNA dan enzim-enzim. 7. DNA, Deoxyribonucleic acid (DNA) merupakan materi genetik bakteri, merupakan zat pengontrol sintesis protein bakteri dan merupakanzat pembawa sifat. 8. Plasmid, merupakan DNA nonkromosom sirkuler. Plasmid mengandung gen-gen tertentu misalnya gen kebal antibiotik, gen patogen. 9. Ribosom, merupakan organel yang berfungsi dalam sintesis protein 10. Pili, beberapa bakteri memiliki pili, yaitu benang pendek yang berfungsi untuk alat pelekat dengan bakteri lain atau dengan bahan makanannya. 11. Endospora G. REPRODUKSI BAKTERI 1. Reproduksi Aseksual : bakteri melakukan pembelahan biner, yaitu pembelahan langsung tanpa melalui tahapan sepereti mitosis. Pembelahan ini berlangsung cepat, misalnya pada bakteri E. Coli setiap 20 menit membelah menjadi 2. 2. Reproduksi Seksual : Bakteri belum dapat dibedakan jenis kelaminnya sehingga tidak dijumpai reproduksi seksual, tetapi terjadi pemindahan materi genetik dari bakteri satu ke bakteri lain tanpa membentuk zigot. Peristiwa ini disebut Paraseksual. Ada 3 cara paraseksual, yaitu: 1. Transformasi, yaitu pemindahan sedikit materi genetik (DNA) dari bakteri satu ke bakteri yang lain. Proses transformasi dapat dilihatberikut ini 2. Transduksi, yaitu pemindahan materi genetik dari bakteri satu ke bakteri yang lain melalui perantara bakteriofage 3. Konjugasi, yaitu pemindahan materi genetik (DNA) dari bakteri satu ke bakteri lain yang berdekatan secara langsung melalui jembatan sitoplasma. H. BENTUK BAKTERI Bakteri memiliki bentuk bermacam-macam, tetapi secara umum dibedakan menjadi 3 tipe, yaitu: 1.batang/silinder (basil) 2.bulat (kokus) 3.spiral (spirilum) Batang Basil tunggal (monobasil) Contoh: Escherichia coli, Salmonella typhi, Lactobacillus Diplobasil, bentuk batang bergandeng dua-dua Contoh: Renibacterium Streptobasil, bentuk batang bergandengan seperti rantai Contoh: Azotobacter sp. , Bacillus anthracis Bulat Monokokus, bentuk bulat tunggal Contoh: Neiserria gonorrhoea Diplokokus, bentuk bulat bergandengan dua-dua Contoh: Diplococcus pneumoniae Streptokokus, bentuk bulat tersusun seperti rantai Contoh: Streptococcus thermophilus Stafilokokus, bentuk bulat tersusun bergerombol seperti buah anggur Contoh: Staphylococcus aureus Sarkina, bentuk bulat terdiri 8 sel yang tersusun seperti kubus Contoh: Sarcina sp. Spiral Spiral, berupa lengkung lebih dari setengah lingkaran Contoh: Spirillum minor Koma (Vibrio), berupa lengkung kurang dari setengah lingkaran Contoh: Vibrio comma Spiroseta, berupa spiral yang halus dan lentur Contoh: Treponema pallidum I. PENGGOLONGAN BAKTERI 1. Berdasarkan Jumlah dan letak flagella a. Monotrik, bakteri yang memiliki satu flagel pada salah satu ujung selnya b. Lofotrik, bakteri yang memiliki beberapa flagella di salah satu ujung selnya c. Amfitrik, bakteri yang memiliki dua flagella yang terletak di kedua ujung selnya d. Peritrik, bakteri yang memiliki banyak flagella di seluruh permukaan tubuhnya 2. Berdasarkan cara mendapatkan makannnya, bakteri dibedakan menjadi: a. Bakteri Autotrof, yaitu bakteri yang dapat membuat makanannya sendiri dengan cara mengubah senyawa anorganik menjadi senyawa organik. Berdasarkan sumber energi yang dipakai untuk membuat makanan sendiri, bakteri Autotrof dibagi 2, yaitu: 1. Bakteri Fotoautotrof, yaitu bakteri yang menggunakan cahaya matahari sebagai sumber energi untuk menghasilkan makanan Contoh: bakteri hijau (bakteri klorofil), bakteri ungu (bakteri purpurin) 2. Bakteri kemoautotrof, yaitu bakteri yang menggunakan cahaya matahari sebagai sumber energi untuk menghasilkan makanan Contoh: bakteri nitrat (Nitrobacter), bakteri Nitrit (Nitrococcus) b. Bakteri Heterotrof, yaitu bakteri yang tidsk mampu membuat makanannya sendiri. Dibedakan menjadi: 1. Bakteri parasit, yaitu bakteri yang memperoleh makanan dari makhluk hidup yang ditumpanginya (inangnya). Bakteri parasit sering menyebabkan penyakit (bersifat patogen) pada inangnya. Contoh: Micobacterium tuberculose(penyebab TBC) 2. Bakteri saprofit, yaitu bakteri yang memperoleh makanan dari makhluk hidup yang sudah mati. Contoh: Escherichia coli 3. Berdasarkan kebutuhan oksigen a. bakteri aerob, yaitu bakteri yang membutuhkan oksigen bebas untuk mendapatkan energi Contoh: Nitrosomonas, Nitrosococcus, Nitrobacter b. bakteri anaerob, yaitu bakteri yang tidak membutuhkan oksigen bebas untuk mendapatkan energi Contoh: Micrococcus denitrificans J. PERTUMBUHAN BAKTERI Pertumbuhan bakteri berlangsung sangat cepat. Dalam kondidi normal, bakteri membelah diri menjadi dua setiap 20 menit. Catatan waktu demikian disebut sebagai waktu generasi. Hubungan antara jumlah bakteri dengan waktu pertumbuhannya dinyatakan dalam kurva pertumbuhan. Kurva pertumbuhan dapat dibagi menjadi 4 fase, yaitu: 1. Fase lag (fase permulaan), merupakan fase bakteri beradaptasi di lingkungan baru 2. Fase log / logaritma / eksponensial (fase pembiakan cepat), merupakan fase pertumbuhan mencapai maksimum. Pada fase ini terjadi peningkatan jumlah bakteri 3. Fase stasioner (fase diperlambat),merupakan fase pertumbuhan mencapai titik nol, tidak terjadi penambahan jumlah bakteri 4. Fase penurunan (fase kematian), Bakteri berhenti memperbanyak diri dan rata-rata kematian meningkat. Pertumbuhan bakteri dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu: Suhu, Ketersediaan makanan, pH, Konsentrasi ion, oksigen, kelembabab, Zat kimia seperi antibiotik K. PERANAN BAKTERI BAGI KEHIDUPAN BAKTERI MENGUNTUNGKAN: A. Bidang Pertanian, yaitu dapat meningkatkan 1. Bakteri Fiksasi nitrogen, yaitu bakteri yang mengikat nitrogen bebas (N2­­­­­­­) Contoh: Azotobacter, Clostridium pasteurianum, Rhodospirillum rubrum Rhizobium leguminosae (bersimbiosis dengan akar tanaman polongan ) *bakteri fiksasi nitrigen bersifat aerob 2. Bakteri Nitrifikasi, yaitu bakteri yang membantu proses pembentukan senyawa nitrat dalam tanah. Contoh: bakteri nitrit( Nitrosomonas dan Nitrosococcus ) Bakteri nitrat ( Nitrobacter ) *bakteri nitrifikasi bersifat aerob B. Bidang Industri makanan dan minuman Bakteri yang berguna dalam bid. Industri makanan dan minuman adalah bakteri fermentasi, contohnya: 1. Streptococcus lactis, pembuatan keju 2. Lactobacillus casei, pembuatan keju 3. Lactobacillus bulgaricus, pembuatan yoghurt 4. Streptococcus thermophilus, pembuatan yoghurt 5. Acetobacter xylinum, pembuatan nata de coco C. Bidang Farmasi Pseudomonas denitrificans, menghasilkan vitamin B12 Streptomyces griceus, menghasilkan antibiotik streptomisin untuk memberantas penyakit TBC Streptomyces aureofaciens, menghasilkan aureomisin Streptomyces venezuelae, menghasilkan kloromisetin Bacillus brevis, menghasilkan tirotrisin D. Bakteri asam, yaitu bakteri yang menghasilkan asam. Contohnya: Acetobacter aceti, Clostridium aceto-butylicum, Propionibacterium acueus E. Bakteri pengurai, yaitu bakteri yang menguraikan sisa-sisa organisme menjadi senyawa organik dalam tanah. Contohnya Escherichia coli yang membantu pembusukan di usus tebal manusia dan juga berfungsi dalam pembentukan vitamin K yang berperan dalam proses pembekuan darah. BAKTERI MERUGIKAN : A. bakteri patogen (menyebabkan penyakit)yang menyebabkan penyakit pada manusia, contohnya: 1. Mycobacterium tuberculosis, penyebab TBC 2. Mycobacterium leprae, penyebab lepra 3. Vibrio comma, penyebab kolera 4. Salmonella thyposa, penyebab tifus 5. Clostridium tetani, penyebab tetanus 6. Diplococcus pneumoniae, penyebab pneumonia 7. Neisseria gonorrhea, penyebab kencing nanah 8. Treponema pallidum, penyebab sifilis Bakteri patogen yang menyebabkan penyakit pada hewan, contohnya: 1. Mycobacterium bovis, penyebab penyakit pada lembu 2. Bacillus anthracis, penyebab anthraks pada ternak 3. Mycobacterium avium, penyebab penyakit pada unggas Bakteri penyebab penyakit pada tumbuhan, contohnya: 1. Pseudomonas cattleyae, penyebab penyakit pada anggrek 2. Bacterium papaye, penyebab penyakit pada pepaya 3. Pseudomonas solanacearum, penyebab penyakit pada pisang 4. Bakteri perusak makanan dan penghasil racun yang sangat berbahaya, contohnya: 1. Pseudomonas cocovenenans,menghasilkan racun asam bongkrek pada tempe bongkrek 2. Clostridium botulinum, menghasilkan racun botulin. Ditemukan pada makanan kaleng yang telah rusak. 3. Leuconostoc mesenteroides menghasilkan lendir pada makanan L. CARA MEMERANGI BAKTERI 1. Preventif Preventif (profiloksis) yaitu cara pencegahan dengan vaksinasi.Vaksinasi adalah usaha pencegahan penyakit dengan cara memberikan vaksin, yaitu bakteri yang telah dilemahkan. Vaksin diinjeksikan ke dalam tubuh manusia atau hewan untuk memberikan kekebalan terhadap penyakit tertentu. Vaksin tersebut di dalam tubuh manusia atau hewan akan mendorong terbentuknya antibodi dalam darah. Jika suatu saat tubuh kemasukan bakteri aktif, bakteri tersebut akan dilawan atau dihambat oleh zat antibodi. Beberapa vaksin yang telah ditemukan adalah sebagai berikut: 1. Vaksin BCG (Bacillus Calmet Guirine) untuk mencegah TBC (Tuberculosis) 2. Vaksin DPTP (Diphteri, Pertusis, Tetanus, Profiloksis) untuk mencegah penyakit difteri, batuk rejan, dan tetanus. 3. Vaksin TCD (Typhus, Cholera, Dysentrie) untuk mencegah penyakit tifus, kolera dan disentri. 4. Vaksin Kotipa, untuk mencegah kolera, tifus dan paratifus 2. Sterilisasi Sterilisasi adalah pemusnahan semua bentuk kehidupan dalam makanan, misalnya dalam pengawetan makanan. Sterilisasi biasanya dilakukan dengan cara pemanasan pada suhu 1210C selama 15 menit dengan disertai tekanan. Biasanya dilakukan dalam autoklav atau dalam pressure cooker. Dengan sterilisasi, bakteri dan sporanya serta organisme lain akan mati. 3. Pasteurisasi Pasterurisasi dilakukan untuk mensterilkan bahan yang tidak tahan panas tinggi dengan tujuan membunuh bakteri yang ada di dalamnya. Misalnya pengawetan air susu. Pasteurisasi akan mematikan bakteri patogen, tetapi bakteri nonpatogen tetap hidup sehingga makanan belum steril. Pasteurisasi dilakukan dengan pemanasan sampai 620C selama 30 menit atau 710C selama 15 menit. 4. Pengawetan makanan Untuk mengatasi aktivitas bakteri yang merusak makanan serta menimbulkan racun, makanan perlu diawetkan. Pengawetan makanan dapat dilakukan secara tradisional, misalkan dengan pengeringan, pengasapan, pengasaman, pengasinan dan pemanisan. Pengawetan cara ini prinsipnya memberilak lingkungan yang tidak ideal untuk kehidupan bakteri. Dengan perlakuan ini kondisi larutan lingkungan luar bakteri lebih pekat sehingga dapat terjadi plasmolisis dan bakteri akan mati karena kekurangan air. Pengawetan makanan juga dapat dilakukan secara konvensional antara lain dengan sterilisasi, pasteurisasi, pembekuan, pendinginan, penggunaan bahan kimia serta dengan radiasi. M. CYANOBACTERIA/CYANOPHYTA/ GANGGANG BIRU Cyanobacteria termasuk dalam kelompok Eubacteria. Cyanobacteria dikenal sebagai generasi perintis karena membentuk lapisan pada permukaan tanah gundul dan berperan penting dalam menambah materi organik ke dalam tanah. CIRI-CIRI: 1. Inti tidak diselubungi oleh membran (bersifat prokariotuk) 2. Memiliki klorofil 3. Warna hijau biru disebabkan adanya pigmen karotenoid dan fikosianin. Kadang juga terdapat pegmen fikoeritrin 4. ada yang uniseluler dan ada yang bersel banyak. Yang umiseluler ada yang soliter dan ada pula yang berkoloni. Sedangkan yang bersel banyak umumnya berbentuk benang (filamen). 5. Ganggang yang berbentuk filamen mempunyai heterokist yaitu sel yang berbeda dengan sel yang lain, lebih tebal dan tidak memiliki inti. 6. Kebanyakan memiliki kemampuan untuk melakukan fiksasi nitrogen (mengikat nitrogen dari atmosfer). proses fiksasi nitrogen terjadi di heterokist. 7. Reproduksi dilakukan dengan pembelahan sel, fragmentasi dan pembentukan spora. PERANAN : 1. Sebagai sumber makanan alternatif protein tinggi, yaitu Spirulina 2. Meningkatkan kesuburan tanah, yaitu ganggang yang mampu melakukan fiksasi nitrogen. Misalnya: Nostoc, Gleocapsa. Selain itu juga ada Anabaena azollae yang bersimbiosis dengan paku air Azolla pinnata.

Read More..